Oleh : Amalia Yushardian Putri 1) dan Junianto 2)
1. Mahasiswa Program Studi Perikanan Unpad
2. Dosen Program Studi Perikanan Unpad
Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tingkat dan produksi meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena kandungan gizi, rasanya yang khas, dan harganya yang murah. Ikan Lele dapat memberikan nilai tambah jika diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan, salah satunya yaitu abon ikan.Â
Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan atau penyimpanan dalam suatu proses produksi (Sundari et al. 2017). Dengan adanya produk olahan seperti abon ikan, diharapkan dapat memperluas target pasar yang dapat meningkatkan keuntungan. Abon ikan dapat ditemukan di pasar tradisional hingga pasar swalayan, bahkan sudah banyak yang menjual abon ikan secara online.
Pada prinsipnya abon merupakan suatu proses pengawetan yang mempunyai daya awet yang relatif lama mencapai 6 bulan. Umumnya tebuat dari daging ayam, sapi, atau ikan. Jenis ikan yang umum digunakan untuk pembuatan abon ikan yaitu ikan pelagis seperti Ikan Tenggiri, Tongkol, maupun Cakalang. Abon ikan merupakan olahan ikan yang biasanya digunakan sebagai makanan pendamping.Â
Proses pembuatan abon ikan pada umumnya yaitu dengan diberi bumbu, kemudian diolah dengan cara direbus lalu digoreng. Abon ikan sebaiknya menggunakan bahan baku ikan yang tidak memiliki banyak duri, sehingga tidak menutup kemungkinan menggunakan Ikan Lele sebagai bahan baku abon. Peralatan yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak memerlukan biaya investasi besar untuk usaha ini.
Komposisi gizi Ikan Lele meliputi kandungan protein (17,7%), lemak (4,8%), mineral (1,2%), dan air (76%) (Astawan 2008 dalam Ubaidillah dan Hersulistyorini 2010). Ciri-ciri abon yang baik menurut Estellita dan Andriani (2014) adalah memiliki warna kecoklatan yang disebabkan proses penggorengan, beraroma gurih dan harum, bertekstur gembur dan kering, dan rasanya yang sedikit manis dan gurih.
Produk olahan abon ikan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang saat ini lebih menyukai produk serba instan namun tetap memiliki kandungan yang bergizi. Adanya abon ikan yang mudah ditemukan dimanapun juga dapat membantu dalam campaign gemarikan atau gemar makan ikan yang saat ini marak diserukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan gizi rakyat Indonesia.
Sumber:
Estellita, D. D., & Andriani, U. 2014. Perbedaan kualitas ikan lele dumbo dengan ikan lele lokal dalam pembuatan abon ikan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 20(78), 33-39.
Sundari, R. S., Kusmayadi, A., & Umbara, D. S. 2017. Komparasi Nilai Tambah Agroindustri Abon Ikan Lele dan Ikan Patin di Tasikmalaya. Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No. 1, 45-54.
Suryani A, Erliza Hambali, Encep Hidayat. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ubaidillah, A., & Hersulistyorini, W. 2010. Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2).