Mohon tunggu...
Amalia Mumtaz Nabila
Amalia Mumtaz Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pop-culture entusiast who loves to write what's on her mind.

obrolanku yang lainnya: kunciperak.wordpress.com ll email: amaliamtznbl@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dinner is Served, Kritik Praktik Representasi Budaya dari Disney+

7 September 2021   06:00 Diperbarui: 7 September 2021   06:00 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WARNING: Spoiler Review!

Sneak-peek

Sinopsis Dinner is Served | Disney+
Sinopsis Dinner is Served | Disney+

Dinner is Served adalah film pendek yang termasuk ke dalam seri Launchpad yang diproduseri Walt Disney Studios Motion Pictures. Film yang berdurasi 20 menit ini dirilis di Disney+ pada 28 Mei 2021.

Film ini bercerita sepuatr Xiaoyu yang merupakan seorang siswa asal Cina yang menghadiri sekolah asrama American Westmoreland. Dia bekerja sebagai pencuci piring untuk ruang makan mewah sekolah dan bercita-cita menjadi Maître D', sesuatu yang tidak pernah dilamar oleh siswa internasional lainnya. 

Teman-temannya, Mei dan Gang, mengolok-olok ambisi Xiayou. Maître D' saat itu, Allen, melihat minat Xiayou dan membantunya mencoba mempersiapkan uji coba untuk menggantikannya sementara Kepala Sekolah Gustafson juga mendorongnya untuk mencoba. Setelah menghadapi ujian, Xiayou menyadari bahwa hidup bukan tentang menjadi luar biasa, tetapi bagaimana untuk tetap mencoba yang terbaik.

Review

Salah satu adegan pada film Dinner is Served | Disney+
Salah satu adegan pada film Dinner is Served | Disney+

Representasi budaya nampaknya sedang digarangkan di Amerika sana beberapa tahun belakangan ini. Dari yang saya pahami, tujuan dari kampanye ini adalah untuk memberikan "lahan" kepada sebuah golongan untuk memperkenalkan golongannya secara adil.

Hal ini dilakukan untuk menghindari stereotip yang ujungnya hanya memberikan penilaian subjektif terhadap golongan tersebut. Stereotip yang awalnya hanya berupa "penilaian" bisa berakibat fatal jika persoalannya sudah berat.

Tampaknya hal ini yang masih menjadi permasalahan di Amerika hingga saat ini terhadap warga minoritasnya. Contoh, stereotip terhadap ras kulit hitam yang dianggap memiliki gaya hidup sembarangan (berjudi, memakai narkoba, mabuk-mabukan, miskin, dan sebagainya). 

Salah satu adegan pada film Dinner is Served | Disney+
Salah satu adegan pada film Dinner is Served | Disney+

Contoh lain yang terjadi baru-baru ini, adanya stereotip terhadap orang Asia sebagai penyebab pandemi Covid-19. Stereotip ini menghasilkan penyerangan kepada penduduk ras Asia di Amerika, yang padahal tidak bertanggung jawab terhadap terjadinya pandemi Covid-19. 

Oleh karena itu, representasi budaya dimaksudkan untuk melahirkan penilaian objektif terhadap suatu golongan. Masalahnya, dalam melaksanakan praktik representasi budaya yang sempurna tidak semudah itu. 

Selain dari faktor bahwa banyak publik yang belum siap, adapula faktor dari dalam. Iya, saya membicarakan orang-orang yang memanfaatkan representasi budaya hanya demi keuntungan. Rasanya bukan rahasia lagi bahwa saya bilang, ternyata ada loh perusahaan yang melakukan representasi budaya agar brand-nya mendapatkan image yang baik.

Ray Wise sebagai Kepala Sekolah Gustafson | Disney+
Ray Wise sebagai Kepala Sekolah Gustafson | Disney+

Xiayou yang ingin menunjukkan kemampuannya, harus dikecewakan fakta bahwa diterimanya ia sebagai Maître D' hanyalah karena Kepala Sekolah Gustafson ingin mendapatkan keuntungan dari makin banyaknya murid internasional yang mendaftar.

Padahal layak atau tidaknya Xiayou di posisi Maître D' harusnya berdasarkan penilaian objektif atas kemampuan Xiayou, bukan karena latar belakangnya yang memiliki darah China, apalagi mengambil keuntungan dari hal itu. Dinner is Served menyentil kecacatan pada praktik representasi budaya tersebut dengan sangat berani.

Salah satu adegan terakhir film Dinner is Served | Disney+
Salah satu adegan terakhir film Dinner is Served | Disney+

Di luar dari persoalan representasi budaya, saya harus akui bahwa saya kurang puas dengan penutup film ini. Speech dan nyanyian kebersamaan dari Xiayou dan dua sahabatnya memang mengharukan, tetapi saya tidak bisa bilang bahwa dua hal tersebut memuaskan.

Meskipun begitu, saya tetap merekomendasikan film ini untuk ditonton. Pesan kuat yang ingin disampaikan difilm ini rasanya sayang untuk dilewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun