Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Persembahkan Terbaik untuk Indonesia

14 September 2017   05:24 Diperbarui: 14 September 2017   06:01 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEA GAMES XXIX/2017 yang diselengggarakan di Malaysia telah resmi ditutup pada hari rabu (30/08/2017). Kontingen tuan rumah mengukuhkan dirinya sebagai juara umum dengan perolehan 145 medali emas, 92 perak dan 86 perunggu. Sedang Indonesia tetap bertahan diposisi kelima dibawah Thailand, Vietnam, dan Singapura. Ini merupakan  hasil terburuk sepanjang perjalanan kontingen Merah Putih diajang pesta olahraga se-Asia Tenggara ini. Dengan membawa pulang 38 medali emas.

Tentu masyarakat Indonesia merasa kecewa atas pencapaian ini, tapi bukankah para atlet yang telah berjuang dengan berkeringat darah untuk mengharumkan negeri ini merasa lebih kecewa karena tidak bisa mengumandangkan Indonesia Raya diseantero arena pertandingan. Beberapa pemainTimnas U-22 tak kuasa menahantangisnya setelah laga dengan timnas Malaysia berakhir, karena langkah mereka terhenti diperempat final. Perjuangan timnas Indonesia terbayar ketika berhasil mengalahkan Myanmar dalam perebutan posisi ketiga.

Berbagai kabar baik datang dari penyelenggaraan Sea Games XXIX salah satunya datang dari cabor Atletik yang berhasil menyumbangkan medali emas terbanyak untuk Indonesia.  Selain itu cabor renang cukup berbangga diri selain bisa menyumbang 4 medali emas, salah satu perenang kebanggannya Siman Sudartawa berhasil menorehkan rekor baru di nomor 50 meter gaya punggung dengan catatan waktu 25.05 detik. Hasil tim renang Indonesia berbading lurus dengan persiapan yang dilakukan, mereka sempat mengikuti uji coba di Singapura. Ajang untuk mengukur kemampuan seorang perenang sebelum melaju ke kancah olimpiade.  

Cabor  panahan pun datang dengan kabar baiknya, Srikandi Indonesia berhasil memutus puasa medali sejak 6 tahun lalu dan juga medali pertama yang dipersembahkan untuk Indonesia. Sri Ranti seorang ibu yang harus rela meninggalkan anak balitanya bersama sang nenek selama ia mengikuti pelatihan hingga Sea Games berakhir.  

Medali yang berhasil dibawa pulang hanya 38 medali emas sungguh mengecewakan.  Degadrasi prestasi ini tentu menjadi catatan penting untuk Indonesia khususnya Kementrian Pemuda dan Olahraga. Pembinaan atlet sebelum berangkat selalu dibumbui intrik politik ketika diserahkan sepenuhnya pada Menpora.  Dan yang tidak pernah absen menjadi evaluasi setiap penyelenggaraan pembinaan atlet sebelum diberangkatkan menuju ajang pesta olahraga apapun adalah masalah finansial.  

Keterlambatan pembayaran uang saku hingga pelunasan bonus sering kali terjadi.  Atlet tolak peluru putri Eki Febri Ekawati adalah salah satu delegasi Indonesia yang pembayaran biaya pelatihan dan uang sakunya masih belum masuk ke rekeningnya.  Ditengah ketidakpastian kapan dana itu cair Eka Febri tidak lantas setengah hati berjuang di Sea Games. Dia berhasil membawa pulang medali emas pada cabor tolak peluru.  Tidak ada alasan untuk mempersembahkan hadiah terindah bagi tanah air tercinta.

Atlet Indonesia memang tidak berhasil keluar sebagai juara umum, akan tetapi mereka berhasil memberikan yang terbaik untuk negeri ini.  " Berjuang bukan untuk pembuktian tapi sebagai pengabdian " ucap salah satu penyumbang emas dari cabor menembak Muh.  Naufal Mahardika pada salah satu postingan di instagram mengenai hasil Sea Games XXIX di Malaysia kemarin.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun