Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hati-Hati, Penularannya Cepat

22 Juni 2022   09:30 Diperbarui: 22 Juni 2022   09:51 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.COM/DOK. HUMAS BNPB)

Nampaknya secara umum covid-19 dinegara kita menurun berkat gencarnya Pemerintah menetapkan kewajiban vaksinasi,sehingga diikuti pelonggaran ketatnya aturan  protokol-kesehatan (prokes),  sehingga   jutaan (lebih dari 22,9 juta orang) warga bulan lalu dapat melakukan mudik maupun piknik  liburan Lebaran. WHO beri ucapan selamat pada Presiden Jokowi bisa meredam pandemi covid-19. 

Istimewanya, kekawatiran Pemerintah adalah hari-hari usai liburan panjang itu akan terjadi lonjakan covid-19, ternyata tidak terbukti. Jumlah penderitanya kecil. Namun tidak dinyana, lewat kira-kira dua-tiga minggu, terjadi lonjakan  yang terpapar covid-19 hingga kini.  Malahan menurut Wiku Adisasmito (14/6),  Koordinator Pakar Covid-19/Satgas Anti Covid-19, kini terjadi kenaikan yang terpapar  bertambah 1000 penderita setiap harinya. Meskipun menurutnya belum bisa dipastikan terpapar covid-19 varian-baru BA-4 dan BA-5. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) harus mengusulkan pada Pemerintah untuk mewajibkan lagi tiap orang memakai masker ditempat terbuka.

Varian-varian baru berurutan muncul ,asal covid-19. Antaralain dinamai 'comicron'  disusul varian 'B'. Meski comicron disebut-sebut tidak lebih hebat dari covid-19, namun belum diketahui bagaimana efek varian 'B' itu. Hanya perlu diwaspadai, varian B  menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) proses penularannya cukup cepat (14/6). Pemerintah pun sudah ngos-ngosan karena menurut Presiden Jokowi (11/6) sudah mengeluarkan biaya untuk mengatasi pagebluk itu sedikitnya Rp. 14 trilyun!

Kita maklumi, bahwa pusat-pusat berkumpulnya kembali arus balik mudik Lebaran lu adalah kota-kota besar seperti DKI Jaya dan daerah-daerah Provinsi atau kota disekitarnya, Semarang, Jogjakarta dan Surabaya.  Kenaikan angka-angka jumlah penderita covid-19 terbesar disitu. Kalau Povinsi Bali kini sedang jadi perhatian dalam pengobatan dan pencegahan covid-19, hal itu bisa dimaklumi karena dalam waktu dekat akan diadakan beberapa konferensi internasional yang besar.

Memang, untuk membicarakan penyebaran/penularan (penderita), penyembuhan dan kematian akibat covid-19 (per 22/6/2022 = 6.069;933; 59.903.135; 156.700) yang telah berjalan selama 2 tahun lebih itu cukup membosankan. Seolah ngurusi barang-usang. Akan tetapi, bermunculannya varian-varian baru berikut penularan dan akibat kematiannya tetap tidak berubah menjadikan ancaman bagi kesejahteraan dan kedukaan masyarakat. Belum lagi bermunculannya penyakit-penyakit baru yang kini jadi mendunia, seperti cacar-kera (monkey-pox), hepatitis-akut, lalu meledaknya penyakit demam-berdarah yang menyerang  segala usia dan lain-lain penyakit.

Jadi kalaulah kita sekarang merasa "sudah aman" dari penyakit-penyakit tersebut, maka anggapan tersebut salah. Kita harus tetap mewaspadai pagebluk itu dengan menyadari melakukan prokes sendiri (terutama menggunakan masker ditempat-tempat tertentu)  dan menempatkan diri sewajarnya ketika berkumpul dengan orang banyak. Yang utama jaga fisik sehat. Baru bertindak "hidup berdampingan dengan covid-19". Belum sampai "hidup mengalahkan covid-19". Sebagai contoh, WHO masih memperingatkan masyarakat dunia usai membeberkan bahwa  selama pandemi itu, sejumlah 2.781.011 orang sedunia terpapar dan puluhan ribu meninggal, disusul wabah cacar-kera1600 orang dan meninggal lebih dari 72 orang, belum lagi wabah hepatitis-akut yang menewaskan puluhan anak-anak.

Kalaulah anda umpamanya menganggap sudah tak peduli lagi dengan penyebaran covid-19 dan tak peduli kalau Pemerintah/Negara harus berlebih lagi mengeluarkan dananya untuk biaya pengobatan dan lain-lainnya, boleh-boleh saja. Namun perlu direnungkan, bahwa wabah berbagai penyakit yang mengiringi covid-19 tersebut bukannya bisa diabaikan. 

Pemerintah secara terus-menerus mengingatkan melalui berbagai media dan yang bicarapun sampai Presiden sendiri, itu tujuannya bukan bikin bosan, cari pekerjaan, asal bicara, buang-buang biaya, atau cari popularitas, tetapi bermaksud demi kemaslahatan masing-masing manusia Indonesia, sanak-keluarganya, bangsa dan negara. Tersingkirnya pagebluk itu juga membawa bukan saja kehidupan lebih meningkatnya sektor perekonomian dan budaya, tetapi juga martabat Indonesia didunia internasional. Memang cita-citanya sebagaimana slogan ditahun-tahun awal melawan covid-19 "Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun