Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kematian yang Diharapkan!

20 September 2021   09:19 Diperbarui: 20 September 2021   09:24 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang sangat janggal dan tidak sopan kalaulah kita berhadapan dnegan kematian  atau wafat seseorang dengan ungkapan yang tidak sopan atau tidak hormat. Malahan dianjurkan, agar perbuatan yang baik-baik saja dari yang meninggal itu yang diingat atau diungkapkan.

Namun, sikap seperti itu hanya bagi yang meninggal itu bila semasa hidupnya termasuk orang yang tidak bercacat dalam pelanggaran moral, tatakrama sosial maupun kehidupan kita. Namun yang kita bicarakan ini, adalah sikap kita terhadap antara lain orang-orang yang diberi label 'kriminal berat'. Terlebih seperti halnya terhadap para teroris yang ada di negara kita, Orang-orang yang merusak tatanan hidup seseorang maupun orang banyak.

Begitulah ketika kabar mengenai gembong teroris MIT (Mujahiddin Indonesia Timur) Ali Kalora dan anggotanya Jaka Ramadhan pada 18/9 lalu  berhasil ditembak mati di kawasan hutan desa Astina, Parigi, Moutong (Poso, Sulawesi Tengah) oleh Satgas 'Madago Raya' dari kesatuan TNI-Polri Operasi Tinombala, termasuk kesatuan Densus 88 Polri Antiteror, diterima masyarakat dengan rasa bersyukur. Tindakan yang patut diapresiasi. Dibanggakan.

Justru kematiannya diharapkan oleh masyarakat setempat. Terutama masyarakat dikawasan terornya. Dia telah membunuh satu keluarga warga desa, beberapa orang lagi. Malahan salah seorang petani dipenggal kepalanya. Maklum, daerah pedesaan yang maju pertaniannya itu merupakan desa transmigrasi asal masyarakat Bali. 

Dari desa-desa itulah dia dan beberapa anakbuahnya melakukan teror hingga membunuh guna mendapatkan bahan makanan.  Karenanya, kini dikawatirkan 4 orang anggotanya yang yang masih gentayangan didalam hutan atau bersembunyi pada hunian dusun-dusun sekitar lokasi itu. Mereka gerombolan yang sering bertindak kejam, antaralain yang bernama Basyir Bagong, Asgar dan lain-lain.

Ali Kalora yang dilahirkan didesa Kalora, kecamatan Pesisir Utara, kabupaten Poso itu keturunan dari Santosa, gembong utama MIT yang menyatakan dirinya sebagai penganut ISIS di negara kita. Untungnya dia berhasil ditembak mati tahun lalu.  

Muncullah Ali Kalora jadi pimpinannya. Meskipun anggotanya terdiri dari beberapa orang saja, namun beroperasi di hutan lebat sekitar Gunung Tinombala, Sulteng, dan ditakuti oleh masyarakat desa-desa sekitar Poso karena kekejamannya. Beberapa bulan lalu salah seorang anak buahnya, Abu Alim, ditangkap pasukan Operasi Tinombala. Desa tempat anakbuahnya itu ditangkap, adalah tempat t

erakhir kunjungan Ali Kalora dan seorang anak buahnya, sebelum melarikan diri ke hutan dan berhasil ditembak mati. Pendek kata, bagi para pelaku teror dimana saja, kematian mereka selalu diharapkan oleh masyarakat.

Cuma satu hal yang penting diperhatikan oleh pimpinan Operasi Tinombala. 

Yakni dimana mayat-mayat Ali Kalora dan Jaka Ramadhan akan dikuburkan? Karena perbuatan mereka sebagai teroris dan menyandang sebagai para pelaku MIT yang berpanutan pada ISIS, sekaligus perbuatan-perbuatan kejamnya,  maka jangan kiranya diserahkan pada keluarganya untuk dikubur didesanya. Bisa saja kuburan mereka bakal dijadikan salah satu kuburan yang "dikeramatkan" atau "dikultuskan" untuk jadi panutan aliran teror! 

Bisa dicontoh tindakan tim militer Amerika ketika membuang mayat pimpinan Al-Qaeda Osama bin Laden, yang telah memerintahkan teror dibeberapa negara (termasuk di Indonesia), terutama AS yang menghancurkan dua gedung bertingkat World Trade Center pada 9 September 2001.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun