Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Teroris Papua Mau Unjuk Gigi Lawan PON

9 Mei 2021   16:54 Diperbarui: 9 Mei 2021   17:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.COM/DOK HUMAS POLDA PAPUA)

Lagi-lagi soal pengacauan teroris (sebelumnya disebut KKB) yang beroperasi disepanjang kabupaten-kabupaten pegunungan seperti di Puncak Jaya, Puncak, Lani Jaya, Mimika dan lain-lain, Dalam bulan-bulan sejak awal tahun ini hingga sekarang, "penyerangannya" ditingkatkan terhadap aparat hukum, anggota masyarakat yang lain dari sukunya dan awal bulan Mei ini membakar perumahan masyarakat di kampung Kimak, Ilaga, kabupaten Puncak Jaya dan yang hebat, menyeranga Markas Polres Ilaga dan sebuah rumah, meski tidak membawa korban. Terornya sudah pasti akan ditingkatkan berkaitan dengan: pertama, usai Menpolhukham menetapkan KKB Papua berpredikat 'teroris'; kedua, berhasil menembak mati Brigjen TNI IG Putu Danny Karya, Kepala BIN Papua, menembak mati guru, pengemudi ojek, membakar sekolah dan kemudian membakar perkampungan. Juga unjuk gigi atas kunjungan (7/5) Panglima TNI bersama Kapolri ke Timika untuk peninjauan kondisi keamanan Papua dengan meningkatnya terorisme di Papua.

     Mereka sebenarnya punya sikap menantang atas penambahan kekuatan aparat keamanan kita ke beberapa kabupaten di puncak lereng Pegunungan Sudirman itu. Selain itu, sebenarnya ada "pengatur strategi" yang berada di luar area operasi mereka. Yang jelas, arahnya adalah menunjukkan, bahwa Papua tidak akan aman dalam penyelenggaraan PON XX. Sekurang-kurangnya mengganggu pikiran dan akhirnya konsentrasi para atlit nasional kita yang bertanding di PON itu. Jadi, apabila ada pihak-pihak yang menghendaki PON itu tidak dilangsungkan di Papua tahun ini, kira-kira punya pikiran kawatir akan keselamatan para atlitnya. Meskipun PON XX yang diselenggarakan awal Oktober tahun ini adalah pengunduran jadual PON XX/2020 sebelumnya yang dibatalkan karena pandemi covid-19.

     Kita tidak begitu saja menyalahkan aparat keamanan di Papua, seperti Polda Papua,  Kodam XVII Cenderawasih dan Kodam XVIII Kasuari ataupun di tingkat Pusat, karena seolah-olah tidak mampu bertindak terhadap teror itu. Kalau ada pendapat demikian, hanya saja memang dalam operasi keamanan kita ada strategi dan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan terbuka kepada publik. Kalaulah Menko Polhukam, Machfud MD, menyatakan bahwa operasi keamanan di Papua tidak dengan senjata, tentu menunjukkan sikap Pemerintah melakukan pendekatan dialogis atau sejenisnya.  Meski pada kenyataannya, entah sudah berapa puluh tahun sejak Papua kembali ke pangkuan RI tahun 1963, upaya dengan pendekatan manusiawi plus trilyunan rupiah digerojokkan demi menjadikan setaranya pembangunan daerah itu dengan daerah-daerah  lain di negara kita, ternyata kenyataannya adalah masih adanya kelompok teroris yang berbasis keyakinan mereka bukan orang Indonesia. Tekadnya lebih suka hidup gaya 'Tarzan' dan hidup gaya Abad Pertengahan.  Jadi, kiranya sangat perlu dihapuskan "filsafat rambut keriting". Ketika ditanya 'apakah anda orang Indonesia', maka sebagaimana rambut itu ditarik jadi lurus dengan jawaban "ya, ya". Tapi begitu usai itu, rambut dilepas tarikannya, kembali jadi keriting! Ataukah ada permainan, karena rasa irihati daerah puncak pegunungan mendapatkan dana anggaran (antara lain dari Otonomi Khusus/Otsus) lebih kecil dibanding daerah dataran dan kepulauan, akhirnya ada yang berulah lewat KKB itu.   

     Apapun motivasi para teroris tersebut, rakyat mempercayai kebijakan Pemerintah melalui Kepolisian dan TNI untuk "menyelesaikan" gejolak di Papua itu. Sekarang masih berani menyerang Mapolres. Ke depan, markas diatas Mapolres yang bakal diserang dan mungkin didudukinya dengan kekuatan sendiri atau pengkhianatan dari dalam kesatuan disitu!

     Kami selaku rakyat, berharap jangan jadikan pikiran ada yang menyatakan dilakukan 'genoside' di Papua dalam memberantas para teroris berikut para pengikutnya. Kalau mengikuti suara-suara seperti itu, habislah kewenangan NKRI. Malahan BIN bisa melacak, siapa yang bersuara itu. Sudah pasti ada kaitannya dengan pengacauan di Papua tersebut.    

     Kiranya tulisan ini mudah-mudahan mengakhiri informasi dari Papua yang meresahkan keselamatan penduduk asal Papua maupun yang berasal dari luar pulau itu. Yakni digulungnya terorisme KKB yang memerahkan telinga itu! Perkara PON XX djadi berlangsung di Jayapura atau ditunda, terserah saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun