Mohon tunggu...
jois efendi
jois efendi Mohon Tunggu... Administrasi - nice and unpredictable person

Just me... That's all...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Avengers: Infinity Wars, Keinginan yang Absurd

25 April 2018   22:08 Diperbarui: 25 April 2018   22:29 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Marvel Studios

Film heroik yang satu ini memang menjadi magnet tersendiri untuk para fansnya. Mereka akan terpuaskan dengan sejumlah hero ala Marvel dengan segala aksi dan power mereka, ada manusia super, ada manusia setengah dewa, ada manusia setengah mesin, dan ada manusia dari planet lain.

Sekuel-sekuelnya pun menjadikan tontonan yang menarik. Bukan hanya bagi orang dewasa tapi anak-anak juga. Saya akan membahas film tanpa harus menjadi spoiler, tapi sebagai penonton saya punyak hak untuk memberikan pendapatnya tentang film ini.

Saya memang ingin tahu apa yang terjadi pada Avengers setelah Civil Wars. Saya pun mendapatkan beberapa jawaban dari film ini. Pertama, Bahwa seorang hero sehebat apapaun selalu punya sisi lemah.

Ini menarik sekali, mereka bisa duel babak belur namun ternyata mereka juga punya struggle yang sama dengan mereka yang bukan hero sama sekali. Tidak percaya, lihatlah filmnya, maka saudara akan tahu maksud saya.

Kedua, di galaksi manapun, sejauh yang saya lihat dalam sekuel Avengers saat ini, saya menemukan sense of survival sangat kental di semua kesempatan. Semua hendak ingin menunjukkan bahwa kemampuan survive dalam segala bentuk tantangan dan ancaman memang dibutuhkan. Ada kehancuran namun selalu ada harapan, saat kita berani untuk memperjuangkanya. Saudara akan menemukannya di film ini.

Korban dipihak musuh dan hero pun tidak bisa terelakkan, mungkin saudara akan terkejut dengan beberapa twist yang dilakukan dalam film ini, saat menebak siapa yang akan menjadi korban dalam dua kubu yang sedang berseteru dalam film ini. Cepatlah sadar jangan terlalu lama berduka, karena memang harus demikian dalam sebuah perjuangan.

Meski hero dalam film ini seringkali mengatakan, kita tidak bisa mengorbankan nyawa untuk nyawa. Ingin tahu, lihatlah filmnya.

Ketiga, yang menjadi fokus dalam ulasan saya kali ini adalah tentang keinginan yang absurd. Eksplorasi mengenai hal ini sangat berhasil dilakukan oleh penulis skenario, dan sutradaranya. Saat seseorang menginginkan sesuatu akan mati-matian untuk mendapatkannya, meskipun dalam usahanya harus mengorbankan seseorang yang dicintainya.

Ini merupakan keinginan yang absurd, bagaimana seseorang menginginkan sesuatu dan setelah meraihnya lalu untuk apa, buat apa lagi hidup jika semua keinginan tercapai. Akhir yang absurd menurut saya, namun nenyisakan pertanyaan yang krusial  buat saya mungkin juga bagi saudara, setelah mati-matian berjuang dan mendapatkannya, lalu setelah itu apa dan untuk apa?  Jawablah pertanyaan ini. Sebelum terlanjur dan menyesal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun