Selamat Hari Kartini, wanitaku...
Seluruh pesona tanah air tertumpah dalam kecantikan dan keanggunanmu
Semburat awan biru tak mampu alihkan pandangku darimu
Semilir angin tak akan mampu gantikan belaianmu
Tangismu adalah akhir dari duniaku
Perihmu bagaikan garam dalam lukaku
Senyummu alihkan carut marutnya duniaku
Tatapanmu meruntuhkan seluruh sendi-sendi kakiku
Karena kamu adalah wanitaku...
Wanita adalah subyek dari semesta. Penentu kehidupan di awal dunia ini diciptakan. Tidak akan pernah habis pembahasan seluruh pujangga dan penulis di planet ini saat membicarakan atau menjadikannya sebagai inspirasi. Ya, karena mereka adalah inspirasi.
Sebagai pribadi, saya sangat berusaha untuk menghargai wanita, paling tidak itu adalah ibu saya. Beliau dengan segala keberadaanya yang memungkinkan saya hadir di dunia ini, hingga dapat menuliskan tulisan ini. Melaluinya, saya banyak sekali menimba bagaimana menjadi pribadi yang lembut dan penuh kasih sayang. Jika diperbolehkan memilih dan dilahirkan kembali ke dunia ini, saya akan memilihnya sebagai ibu yang melahirkan saya, ini saya tuliskan karena saya tidak pernah kecewa, malu atau menyesal sebagai anaknya. Terima kasih, mam (begitu saya biasa memanggilnya).