Mohon tunggu...
Al Zimantyo
Al Zimantyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Don't judge a book by a cover

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konten Youtube, Dapat Membawa Kontroversi

27 April 2021   21:34 Diperbarui: 27 April 2021   22:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Konten youtube memang tempatnya semua orang menuangkan kreasi dan sudah menjadi platform yang menghasilkan keuntungan. Akan tetapi, membuat konten juga perlu untuk meriset apa yang ingin ditampilkan. Konten youtube sangat memiliki dampak yang cukup besar bagi khalayak ramai, mulai dari segi psikologis, biologis, sosiologis, politik, dan budaya. Karena youtube merupakan salah satu platform internet terbesar di dunia termasuk dunia.

Seperti kasus yang dilakukan oleh salah satu artis Indonesia yaitu Anji yang merupakan musisi Indonesia sekaligus influencer yang memiliki banyak pengikut. Didalam kontennya yang berdurasi 30 menit, Anji menghadirkan narasumber bernama Hadi Pranoto, yang disebut sebagai pakar mikrobologi serta dipanggil dengan julukan "professor".Ia mengklaim sudah menemukan obat herbal untuk menyembuhkan pasien covid-19 dan mencegah orang terkena virus tersebut. Dan obat herbal tersebut bisa didapatkan dengan harga yang murah. Namun, sosok Hadi ini tidak memiliki makalah riset tentang obat herbal dan juga pendidikannya tidak tercatat di data kemendikbud.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng Faqih mengatakan informasi yang disampaikan dalam video di channel Anji tersebut bisa dikategorikan sebagai hoaks. Ia pun meminta Anji untuk segera memberikan klarifikasi kepada para penontonnya. "Saya menyarankan ke Mas Anji untuk memberi klarifikasi karena sudah terlanjur ditonton, supaya menjadi clear lah di masyarakat bahwa itu bukan sesuatu yang bersumber pada bukti yang valid" ujarnya.

Video yang telah diupload tersebut ditonton sebanyak 450.000 kali dan mendapat 9.000 likes untuk mendukung pesan yang disampaikan dalam video tersebut dan menimbulkan asumsi pada masyarakat bahwa virus corona tidaklah separah yang diberitakan. Pesan dalam video tersebut sangat cepat tersebar di media sosial, ditambah lagi platform youtube tidak memiliki filter untuk menyaring berita hoaks.

Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Aladid, mendapatkan kasus ini dan mengatakan bahwa konten youtube ini telah menyebabkan polemic di masyarakat. Ia menegaskan bahwa Anji harus membuktikan tentang opini public yang berkembang di masyarakat tersebut." Jika ia tidak dapat membutikan, maka dianggap penyebar berita bohong" ujarnya.

Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, menyarankan bahwa sebagaimana jurnalis memiliki kode etik, maka harus ada juga semacam kode etik untuk para influencer yang memiliki pengikut dan pengaruh yang cukup besar pada masyarakat. Ia mengatakan bahwa meskipun belum ada regulasinya, para influencer diminta agar paling tidak memahami betul informasi yang ingin dibuat konten dan disampaikan pada masyarakat dan juga mereka mampu bertanggung jawab dan memperbaiki jika konten yang dibuatnya termasuk hal yang melanggar.

Pada kasus seperti ini, peran pemeritah juga diperlukan pada kasus seperti ini. Kasus Anji merupakan salah satu kasus dari ribuan isu-isu hoaks yang tersebar di media sosial. Pemerintah disarankan agar lebih intens menyimak apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat agar mereka dapat mengerti apa yang sebenarnya terjadi, agar dapat lebih cermat lagi terhadap informasi yang beredar di media sosial. Pemerintah juga perlu terbuka terhadap apa yang terjadi dengan menyampaikan pesan secara rinci agar tidak ada celah untuk berita hoaks diterima oleh mayarakat.

Penulis : Al Zimantyo

Profil : Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun