Simpati adalah rasa kasih, rasa setuju, rasa suka, dan keikutsertaan merasakan perasaan orang lain, sedangkan bersimpati merupakan suatu sikap peduli terhadap orang lain. Sikap ini sering disebut dengan sikap seperasaan. Simpati hanya sebatas mampu merasakan secara bersama tentang apa yang dirasakan oleh orang lain. Siapa pun yang terlibat akan menganggap bahwa apa yang terjadi adalah suatu perasaan senasib, sehingga kemudian akan saling mendukung dan menguatkan.
Menurut Eisenberg simpati adalah serangkaian proses interaksi sosial yang timbul dari adanya kejadian tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang dirasakan oleh individu lain yang sedang menderita serta memerlukan bantuan.
Berikut sikap simpati yang bisa di terapkan kepada anak :
1. Membiasakan anak untuk menggunakan 3 kata ajaib, "tolong, terima kasih, maaf".
2. Memberikan contoh dan melatih anak untuk selalu menghormati dan menghargai semua orang, tanpa memandang derajat.
3. Melibatkan anak secara langsung, misalnya pada saat melihat penjual anak, berikan pengertian bahwa tidak semua hal bisa dengan mudah kita dapatkan, tetapi harus melewati usaha dulu.
4. Membiasakan anak berkata sopan dan bersikap yakin/optimis.
5. Mendengarkan dengan seksama saat anak bercerita.
Oleh karena itu, Penting untuk membangun rasa simpati anak sejak dini, terlebih di masa "Golden Age", di mana mereka memiliki kesempatan yang luar biasa untuk mengetahui segala hal. Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak memiliki jiwa sosial. Salah satunya adalah memiliki rasa simpati yang dapat membuat mereka memahami perasaan orang lain.