Mohon tunggu...
Aly Reza
Aly Reza Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Bisa Menulis

Asal Rembang, Jawa Tengah. Menulis sastra dan artikel ringan. Bisa disapa di Email: alyreza1601@gmail.com dan IG: @aly_reza16

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengutuk Praktik Mahabbah

6 Februari 2022   18:04 Diperbarui: 6 Februari 2022   18:09 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kali kesekian saya menyaksikan sendiri sebuah kisah cinta yang amat nyebahi, nggatheli, dan rangkaian umpatan yang lebih buruk lainnya, kalau ada. Ini kali kesekian saya menemui kasus seorang perempuan dibuat menjadi setengah gila oleh seorang lelaki.

Bukan karena perasaan yang sudah terlalu dalam. Tapi karena pengaruh pelet pengasihan yang digunakan si lelaki untuk membuat perempuan itu tergila-gila padanya; membuat hidup perempuan itu seperti sia-sia dan tak berarti jika tanpa dirinya; bahkan membuat perempuan itu sampai pada kesimpulan bahwa ia tak bisa hidup tanpa lelakinya.

Karena seperti yang sudah menjadi pengetahuan umum, perempuan yang sudah berada dalam pengaruh pelet pengasihan, di titik tertentu bahkan rela 'meninggalkan dirinya sendiri'. Apa pun akan ia korbankan agar ia bisa selalu bersama lelakinya itu. Iya, apa pun. Dan tanpa perlu saya uraikan panjang lebar pun kawan-kawan pembaca pasti sudah paham situasi seperti apa/bagaimana---yang dialami si perempuan---yang saya maksud.

Ini kali kesekian saya menemui seorang perempuan yang semula dikenal pintar dan mandiri, tiba-tiba menjadi perempuan yang tak terkendali, depresif, dan tak berdaya.

Saya tak mengenalnya terlalu dekat. Tapi dengar-dengar, sampai akhirnya ia menjadi perempuan yang bucin akut dengan pacarnya adalah ulah dari lelaki brengsek yang memanfaatkan kelebihan ilmu yang ia miliki untuk memikat perempuan itu; membuatnya jatuh hati, hingga membuatnya sepenuhnya menyerahkan diri pada si lelaki.

Perempuan itu rela dimanfaatkan secara materi (dalam arti harfiah) oleh pacarnya. Literally ya dimanfaatkan secara materi kalau meminjam istilah dalam kamus anak-anak Jaksel. Bahkan di titik paling keterlaluan, perempuan itu rela diselingkuhi.

Tak masalah, asal ia tidak diputusin, asal pacarnya tetap kembali kepadanya. Tak masalah jika kedepan ia dan pacarnya harus menjalani hubungan serunyam dan setidaknalar begitu, Satu saja, asal tidak ada kata pisah. Ia rela menggadaikan kebahagiannya sendiri agar pacarnya tetap bahagia. 

Di dalam benak perempuan-perempuan yang di bawah pengaruh mahabbah, hidup ini hanyalah tentang bagaimana ia bisa selalu bersama dengan pacarnya. Sekalipun hubungan mereka sudah jauh dari kata masuk akal; toxic relationship.

Masih dengar-dengar, dari kawan-kawannya yang menjadi saksi, laki-laki itu memang menguasai amalan-amalan bertendensi supranatural. Dalam hal ini adalah amalan mahabbah; sebuah amalan---sependek pengetahuan saya---yang pada dasarnya memang sering digunakan untuk memikat lawan jenis dengan menggunakan bacaan-bacaan tertentu.

Katanya, ada beberapa bacaan yang diambil dari Al-Quran. Ah, saya tidak paham persis. Lebih tepatnya, sedari dulu saya memang tidak pernah tertarik mengetahui, mempelajari, atau bahkan sampai menggunakan jalur instan ini unutuk 'menjebak' pujaan hati saya. Maaf, saya tidak sebrengsek dan sepecundang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun