Mohon tunggu...
Alya Tazkiya
Alya Tazkiya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan Tumpuk di Tengah, Langkah Kecil dengan Dampak Besar

14 Desember 2018   20:56 Diperbarui: 14 Desember 2018   21:31 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pastinya kita sering makan di restoran, entah bersama teman-teman, untuk urusan kantor, acara keluarga, dan masih banyak lagi. Seringkali kita sehabis makan, lalu duduk duduk santai sambil mengobrol dengan teman-teman atau keluarga. Setelah makan, kita langsung ke kasir untuk membayar total makanan kita. Namun, ada hal yang masih saja tertinggal di benak masyarakat kita dan juga masih dianggap remeh oleh masyarakat, yaitu membereskan meja setelah selesai makan.

Ya, hal ini sedang gencar-gencarnya di kampanye-kan oleh masyarakat kita. Biasa disebut dengan gerakan #TumpukdiTengah. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan Gerakan #TumpukdiTengah? Gerakan #TumpukdiTengah sendiri adalah sebuah kampanye yang dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk menumpuk mangkuk, piring, sendok, dan gelas yang sudah digunakan ke tengah meja, sehingga terlihat lebih rapih. Banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui gerakan ini. Gerakan ini sendiri bertujuan untuk meringankan beban para pramusaji yang sedang bertugas mengambil peralatan makan yang sudah digunakan agar lebih mudah dan lebih efisien. Gerakan #TumpukdiTengah sendiri sudah berlangsung lama.

Berawal dari tagar #TumpukdiTengah yang ada di sosial media twitter, banyak sekali masyarakat sudah peduli dengan kerja para pramusaji. Banyak masyarakat Indonesia yang kemudian mengikuti gerakan ini dan menyebarkannya di media sosial. Banyak yang memberikan bukti berupa foto yang memperlihatkan bahwa mereka sudah melakukan gerakan #TumpukdiTengah. Bahkan sudah ada yang membuat video kampanye di youtube untuk mempopulerkan gerakan ini.

Apakah memang gerakan ini sudah diterapkan dengan baik di restoran atau tempat makan? Menurut Mas Baim selaku kepala pramusaji dari Bakmi GM, ia mengaku bahwa di restoran tempat ia bekerja sendiri sudah sekitar 40% pelanggan yang melakukan gerakan #TumpukdiTengah. Walaupun belum begitu banyak, tetapi hal itu tentu saja sangat berpengaruh kepada peningkatan kinerja pramusaji. Mas Baim sendiri berkata bahwa pengaruh dari gerakan tersebut sangat terasa kepada pramusaji yang bekerja di Bakmi GM sendiri. Masing-masing pramusaji tentunya memiliki kecepatan tersendiri ketika membersihkan meja yang sudah kotor, terlebih ketika restoran dalam keadaan ramai dan dalam satu meja terdapat banyak piring serta gelas yang kotor. Dengan adanya gerakan ini tentunya mempercepat pekerjaan pramusaji sehingga mereka bisa mengerjakan hal lainnya.

Gerakan ini sendiri sangat penting dan memiliki dampak yang positif, salah satunya membangun kebiasaan untuk selalu bersih dan bisa menghargai kerja keras pramusaji. Seperti yang dikatakan Shabrilla, mahasiswi ilmu komunikasi UPN Veteran Jakarta, ia berkata "Selama ini sudah tertanam dalam benak masyarakat bahwa pelanggan adalah raja, sehingga kita dengan seenaknya saja tidak membersihkan sisa makanan serta merapihkan piring dan gelas yang sudah kita pakai. Dengan adanya gerakan ini tentunya bisa membuat kita memiliki kebiasaan baru dan menghargai kerja keras para pelayan."

Tetapi masih ada masyarakat Indonesia yang belum melakukan gerakan ini. Salah satunya Reyhan selaku mahasiswa UPN Veteran Jakarta, ia berkata bahwa sudah mengetahui gerakan ini tetapi belum menjadi kebiasaan untuk dirinya. Ia masih suka untuk membiarkan piring serta gelas yang kotor berserakan dan tidak dirapihkan. Menurutnya ia belum terbiasa untuk melakukan hal tersebut karena biasanya memang sudah pekerjaan pramusaji untuk membereskannya nanti.

Lain halnya dengan Nadila. Mahasiswi jurusan ilmu komunikasi ini mengaku bahwa gerakan #TumpukdiTengah sudah menjadi kebiasaan dalam dirinya. Sehingga saat ia berkunjung ke suatu restoran, ia pasti otomatis merapihkan piring serta gelas dan menumpuknya di tengah. Menurutnya kebiasaan ini menjadi dampak psoitif bagi dirinya sendiri dan tentunya bagi para pramusaji.

Walaupun belum menjadi kebiasaan dalam masyarakat Indonesia, tentunya kita sangat berharap agar gerakan ini terus berkembang dan bisa diketahui oleh masyarakat Indonesia bahkan sampai ke pelosok-pelosok. Mas Baim sendiri berharap, "Semoga gerakan ini menjadi semakin populer ke depannya sehingga orang-orang menjadi tahu bagaimana tatacara makan di restoran yang baik dan bisa membantu kami---para pramusaji---sehingga bisa bekerja lebih optimal,"

Gerakan #TumpukdiTengah ini memang gerakan kecil yang mungkin sebagian orang masih menganggap hal ini tidak penting. Tetapi sekecil apapun itu bisa memberikan dampak yang lebih besar kepada orang lain. Maka dari itu mari kita biasakan gerakan #TumpukdiTengah untuk membantu pramusaji di Indonesia dan menghargai usaha serta kerja keras yang telah mereka berikan kepada kita para pelanggan.

***

Artikel by:

Yusa Maliki Santoro
Alya Tazkiya
Nalda Cloudia
M. Fathan Ibadurahman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun