Mohon tunggu...
Alya Maharani
Alya Maharani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mendedikasikan diri menjadi swiftie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semanis Masa Kecil Kita

28 November 2022   14:48 Diperbarui: 28 November 2022   14:59 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Rani yang mendengar itu mulai kebingungan, kenapa hari ini dia lebih suka melihat matahari terbenam. Apa mungkin ini karena dirinya?
    Reyzki memang terlihat sama bingungnya dengan jawabannya tapi yang dia tau itu merupakan jawaban jujurnya, entah kenapa Reyzki sangat senang bersama Rani, bersama anak perempuan yang dua tahun lebih muda darinya, anak yang sudah tahu banyak kelemahannya bahkan alasan-alasan dirinya menangis, anak yang memiliki senyum manis dan lucu seperti kucing, senyum yang selalu memberikan kenyamanan tersendiri bagi yang melihatnya.

   "Bentar lagi udah mau kelas 6, aku udah ga SD lagi nanti, masuk SMP itu serem ga si menurut kamu, Reyzki," Tanya Rani berusaha memulai obrolan ke anak laki-laki yang lebih tua dua tahun darinya.
"Hahaha iya serem, kamu bakal diajarin banyak guru dan mereka serem-serem tau." Goda Reyzki, dia sangat senang menjaili Rani karena ia merasa Rani sangat lucu saat marah atau sedikit panik.
"ish kamu yang bener dong, aku serius ih."
"Aku serius Rani, kehidupan SMP pasti akan lebih sulit dari SD, tapi kamu bakal ketemu banyak teman-teman baru yang seru juga kok."
"Sepertinya kamu memang udah jalanin masa SMP kamu dengan baik hahaha."
"Iya kamu benar, aku juga cukup senang dengan sekolahku saat ini, walaupun besok aku udah ga sekolah Disana lagi." Ucap Reyzki berusaha ingin menjelaskan yang terjadi kepada Rani yang merupakan orang pertama yang dia ingin ceritakan tentang hal ini.
"loh kenapa? Kamu mau pindah emang?" Tanya Rani yg masih penasaran
"iya aku mau pindah."
"Kemana?"
"Jepang."
"jepang?"
"Iya aku bakal pindah ke Jepang dan nyelesain masa smp aku Disana, tapi bisa jadi aku lanjut SMA Disana."
Rani tidak bisa menahan rasa kagetnya dan tidak menyangka bahwa ini berarti dia tidak akan bisa melihat Reyzki Dalam jangka waktu yang lama.
" Kapan kamu berangkat?"
" Lusa."
"Teman-teman udah tau?"
"Belum, kamu yg pertama Rani." ucap Reyzki sambil menatap Rani.
     Mendengar itu yang bisa dilakukan Rani hanya terdiam, dia merasa semuanya terlalu tiba-tiba. Rani tidak bisa berkata lebih seperti menanyakan alasan kepergiannya, bahkan saat Reyzki menceritakan hal ini kepada teman-teman nya, dia hanya bisa terdiam.
     Hari ini merupakan hari kepergian Reyzki ke Jepang, Rani bisa melihat dari pagar rumahnya, keluarga Reyzki yang sudah sibuknya memasukkan koper-koper ke dalam mobil, masih tidak percaya bahwa orang yang sangat spesial bagi Rani harus pergi bahkan ke luar negeri untuk waktu yang lama, Rani mulai memikirkan bagaimana harinya tanpa Reyzki. Bagaimana jika nanti dia  menangis, tidak ada lagi orang yang bisa mengajaknya pergi dan bermain lagi, apakah ada yang akan bisa menggantikan Reyzki untuk itu, lalu bagaimana jika sepeda Rani rantainya putus lagi dan rani tertinggal apakah ada yang menyadari kehilangannya seperti reyzki. Rani Terlalu lenyap dalam pikirannya hingga saat Reyzki yang sudah siap berangkat di dalam mobil dan melewati rumah Rani. Mereka hanya saling menatap dan Reyzki yang tersenyum kepadanya.
     Melihat langsung kepergian Reyzki, Entah kenapa tiba-tiba Rani merasa kosong. Walaupun Reyzki hanyalah teman biasa yang sering bersama Rani lebih dari yang lain namun kenyataannya Rani mulai rindu ketika harinya bersama teman-teman tidak ada Reyzki Disana.
     6 tahun berlalu, Rani memang mulai bisa tidak memikirkan Reyzki di kesehariannya tapi itu tidak berarti dia melupakannya, kenangan tentang dirinya dengan Reyzki tidak akan pernah terlupakan.
    Hari libur sekolah sudah tiba, Seperti biasa Rani selalu menghabiskan masa liburnya dengan teman-teman masa kecilnya, semakin dewasa mereka sudah jarang bermain permainan tradisional lagi, sekarang teman-teman mereka menghabiskan liburan dengan menjadi anggota karang taruna, mereka biasanya membantu hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan rumah kita, bahkan mereka sering menjadi penyalur bantuan ke orang-orang yang membutuhkan. Rani sudah mendapat tawaran itu berkali-kali, tapi dirinya masih belum bisa menerima ajakan itu karena dia menganggap itu akan melelahkan, jadi dia belum bisa memutuskannya. Selagi melihat temannya yang sedang sibuk bermain di lapangan tiba-tiba Vander teriak.
"AAAAAA DEMI APA, INI BENERAN!" teriak Vander sambil melihat ke salah satu orang yang sangat familiar.
Rani yang melihat ke arah tujuan teriakan Vander juga ikut terkejut.
"Reyzki?" ucap Rani dalam hati.
Semua orang kaget melihat keberadaan Reyzki hari ini.
"Kok kamu bisa disini Reyzki?" tanya Lily penasaran.
"ada yang harus aku urus disini, dan sekarang juga hari libur sekolah kan?"
"KANGEN BANGET SAMA KAMU REYZKI."  ucap Bima sambil memeluk Reyzki
"ih apasih sok akrab banget kamu bim," goda Lily kepada Bima.
"kamu sudah pindah kesini apa gimana Reyzki?" Tanya Lily
"cuma dua minggu saja kok aku disini," ucap Reyzki.
Sedari kedatangannya tadi, Reyzki sebenarnya berusaha memfokuskan pandangannya ke satu orang yang sangat ia rindukan, Rani. Tapi entah kenapa ekspresi Rani hanyalah diam mematung.
"Rani kamu kenapa diam saja?" tanya ina disampingnya.
"gapapa ko, teman-teman aku pulang dulu ya."
"loh, kenapa? Kamu ga kangen sama Reyzki, Rani?"
"bukan begitu, aku baru inget aku ada urusan, dadah semua," ucap Rani sambil melayangkan satu tangannya sebagai ucapan selamat tinggal.
Semua orang bingung dengan sikap Rani, termasuk Reyzki. Dia kira Rani akan sangat menyukai kehadirannya, namun dia meragukan itu sekarang.
Sebenarnya alasan Rani pulang duluan adalah karena dia tidak bisa menahan kerinduannya kepada Reyzki, dia menangis. Iya, Rani menangis setelah menjauh dari mereka. Dia sangat merindukan Reyzki hingga dia menangis sekarang.
"Rani, kamu Gapapa?"
Rani menengok ke arah suara, dan ternyata itu Reyzki yang mengikutinya setelah ia pergi tadi.
"Loh, kamu kok nangis Rani?"
Reyzki yang melihat itu langsung mendekatkan diri ke Rani dan mengelap air mata Rani.
"aku kangen kamu, makanya aku nangis." ucap Rani sambil nangis tersedu-sedu.
"kamu ada saja tingkahnya, yaudah kamu puasin saja nangisnya, aku disini kok," ucap Reyzki.
Matahari mulai turun, dan cahaya merahnya mulai terlihat. Lagi-lagi moment Rani dan Reyzki terjadi saat matahari terbenam dengan sinarnya yang indah.
     Rani sudah tidak lagi menangis sekarang dia duduk merenung sambil melihat matahari yang perlahan turun, Reyzki pun menatap wajah Rani yang ternyata tidak jauh berbeda dari 6 tahun lalu ditambah warna orange indah dari matahari.
" sudah ga sedih lagi?" tanya Reyzki pelan.
Rani menggeleng.
"lihat matahari terbenam ini, jadi inget waktu kamu panik karena rantai sepeda kamu putus, hahaha." tawa Reyzki berusaha mencairkan suasana.
"6 tahun kamu di Jepang ternyata masih ingat kisah konyol itu ya." balas Rani  yang tidak menyangka Reyzki masih mengingat kejadian itu.
     Walaupun Sekarang mereka sudah berbeda dari sebelumnya, wajah mereka yang sudah sedikit berubah, tubuh mereka yang semakin tinggi, gigi-gigi mereka yang sudah membesar dan jari-jari mereka yang semakin panjang. ciri-ciri fisik mereka memang sudah berubah, namun kenangan mereka tidak akan pernah terlupakan.
"Tentu saja ingat, waktu itu kamu jadi orang pertama yang aku kasih tahu tentang kepergianku ke Jepang, walaupun setelah itu kamu malah diam terus bahkan saat aku pergi, kamu masih diam dan kita cuma saling tatap-tatapan akhirnya." jelas Reyzki
Jujur saja Reyzki memang tidak mengerti dengan tingkah Rani 6 tahun lalu sebelum kepergiannya, dia hanya diam bahkan saat Reyzki berangkat ke Jepang.
"Aku terlalu terkejut dengan berita itu, jadi aku tidak bisa berkata apa-apa." jelas Rani.
"Rani, kamu kalau kangen aku telfon aku saja, zaman sekarang kan sudah maju sekali kamu bisa menelfon orang sampai keluar negri dan juga Jepang perbedaan waktunya ga jauh kok dengan Indonesia." jelas Reyzki.
Reyzki sebenarnya ingin memberitahu Rani bahwa dia juga kangen sama Rani, tapi dirinya terlalu malu untuk mengatakan itu.
"oke deh kalau begitu."
"tapi Reyzki, aku boleh tanya kamu sesuatu ga?"
"iya, tentu saja."
"kamu kenapa tiba-tiba pindah ke jepang?"
Akhirnya Rani menanyakan hal sangat ingin dia ketahui 6 tahun lalu, namun tidak bisa dia tanyakan karena Rani masih terlalu terkejut dengan berita kepergiannya.
"kamu mau tahu kenapa?"
"iya aku mau."
"tapi janji dulu sama aku."
"janji apa?"
"kamu jaga rahasia ini dan kalau aku nangis ceritanya, kamu gaboleh nangis."
Reyzki mengatakan hal itu karena dulu saat dirinya menangis didepan Rani, Rani malah menangis lebih keras dari tangisan Reyzki.
"IYA, aku janji Reyzki."
"jadi sebenarnya kepergianku ke jepang bukan keinginan aku Rani, Mama dan papa ku mulai sering bertengkar di rumah. Mereka sudah berbeda dari sebelumnya, aku kira mama papaku memang saling mencintai ternyata mereka tidak. Papa ternyata selingkuh dari mama dan karena itu mereka sering bertengkar. Jadi mereka memutuskan untuk menyekolahkanku di luar negeri supaya aku gak akan melihat pertengkaran mereka."
"aku sedih Rani, aku kira aku bisa punya keluarga yang indah ternyata tidak. Semuanya hancur, aku kangen keluarga aku yang dulu Rani, kenapa mereka bisa tidak saling mencintai lagi, kenapa mereka harus saling menyakiti, semakin aku besar aku jadi merasa bahwa tidak ada hubungan yang serius semuanya hanya kebohongan. Setiap orang yang saling mencintai bisa menjadi orang yang saling menyakiti."
Reyzki mengatakan hal itu sambil menangis, dirinya memang anak laki-laki yang sudah berusia 18 tahun tapi itu tidak menjadi penghalang untuk menahan tangisannya, apalagi saat dia bersama Rani, dia merasa bisa menjadi dirinya sendiri dan tidak takut karena Rani selalu menerima semua cerita tentang dirinya baik sedih ataupun bahagia.
Tapi sepertinya Rani mengingkari janjinya, dia menangis.
"maaf aku ingkar janji, tapi aku gabisa nahan air mata aku..huhu..maafin aku Reyzki ternyata kamu selama ini nahan itu semua." tangis Rani.
"kamu jangan nangis, aku ga tahu harus apa jadinya."
"gapapa kok aku." ucap Rani sambil mengelap air matanya.
Matahari mulai terbenam, mereka pun memutuskan untuk pulang bersama.
Hari yang unik, ungkap Rani dalam hati.
     Hari selanjutnya, Rani dan teman-teman serta Reyzki menghabiskan waktunya dengan bermain bersama. Ini terasa sangat menyenangkan untuk mereka bisa bermain bersama-sama mengingatkan mereka ke masa kecil mereka. Mereka melakukan permainan tradisional yang sering mereka mainkan dulu seperti permainan bentengan, tepak sendal, bermain sepeda dan sebagainya.
     Tidak disangka 2 minggu bersama Reyzki akan segera berakhir dan tidak ada kepastian kapan dia kembali. Semua teman-temannya mulai merasakan akan rasa rindunya kepada Reyzki.
"Besok kamu balik ke Jepang ya Reyzki?" tanya Karen pada Reyzki
"iya."
"huh, bakal kangen deh sama Reyzki." timpal Bima.
"dih apasih bima, yang seharusnya kangen itu Rani. Liat itu dia sudah diem lagi kaya waktu itu." ledek Lily ke Rani yang memang sedari tadi sudah diam terus.
"kok aku sih, enggak!" elak Rani
Semua orang tertawa melihat tingkah Rani, semua tahu apa yang terjadi 6 tahun lalu ketika Reyzki pergi. Rani menolak untuk diajak main selama berbulan-bulan.
     Setelah semua orang pergi dan hanya tersisa Lily, Sinta, Ina, dan Rani. Tadinya Rani seharusnya sudah pulang bersama Reyzki, tapi Lily dan yang lainnya menahan Rani dengan alasan ada yang harus dibicarakan dengan Rani.
"Rani, kita langsung ke intinya saja ya." ucap Lily Tegas.
"emang kalian mau ngomong apa?."
"gimana perasaan kamu? Besok Reyzki sudah pergi ke Jepang." tanya sinta langsung kepada Rani.
"Aku gapapa kok, lagi ini bukan pertama kali kan Reyzki ke Jepang."
"Bukan begitu Rani, kamu memang gaada perasaan kehilangan atau sedih? Kita ini teman kecil kamu Ran. Kita tahu kalau kamu sama Reyzki lebih dari teman. Dari sifat saling menjaga kalian satu sama lain, kamu ga merasakan hal yang lebih dari teman Rani?." jelas Lily tegas.
Semua bisa merasakan bahwa Rani memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman dengan Reyzki karena pandangan Rani yang selalu tertuju kepada Reyzki, kapanpun dan apapun yang dikerjakan Reyzki, namun Rani yang tidak berani mengungkapkannya.

"kita ini sudah remaja Rani, Kita wajar kok untuk mengungkapkan hal yang kita suka. Kamu akan lebih nyesel lagi kalau ga kasih tahu Reyzki apa yang kamu rasakan saat ini, kita ga tahu kapan Reyzki kembali ke Indonesia, tapi setidaknya kalau kamu jujur dengan perasaan kamu. Kamu bisa lega." jelas Sinta untuk melanjutkan perkataan Lily
"oke." jawab singkat Rani
Setelah itu Rani pulang dengan banyak pikiran yang dia pikirkan, apakah memang lebih baik untuk memberitahu Reyzki apa yang dia rasakan selama ini atau tidak.
"Rani, kamu gapapa." tanya Reyzki pada Rani yang sedari tadi jalan sambil menunduk.
Setelah dengan pemikiran panjang dan dirinya yang langsung melihat Reyzki, dia memutuskan untuk melakukan hal itu.
"Reyzki, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"iya, kenapa Rani?"
"Aku suka sama kamu."
"aku gatau bagaimana aku suka sama kamu tapi aku selalu merasa nyaman sama kamu dan aku selalu merasa kesepian dan kangen saat kamu gaada disini, maaf ya aku bilang ini sama kamu."
Keduanya sama-sama terkejut, Rani yang tidak menyangka dirinya bisa mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam, dan juga Reyzki yang tidak menyangka bahwa Rani memiliki perasaan seperti itu pada dirinya.
     Sejujurnya Reyzki merasakan hal yang sama. Dia juga menyukai Rani, dia juga merasa nyaman saat bersama Rani, tapi dirinya tidak bisa mengatakannya. Dia terlalu takut jika hubungan dia dan Rani akan berubah jika dia mengatakannya, dia juga tidak berani untuk berada di suatu hubungan karena trauma akibat apa yang terjadi pada mama dan papanya.
"maafin aku Rani, aku juga nyaman sama kamu, saat aku bersama kamu aku bisa jadi diriku sendiri, bisa ceritain hal sedih dan bahagia tentang aku, aku bahkan ga malu untuk nangis depan kamu."
"tapi aku cuma bisa anggap kamu teman aku, aku gabisa anggap lebih, maaf. Ditambah dengan apa yang terjadi sama mama papa aku. Aku gabisa memulai ke hal yang lebih serius, maaf Rani."
Setelah mendengar itu Rani sadar bahwa sebenarnya dirinya tidak patah hati, lega? Tentu saja. Setidaknya sebelum kepergian Reyzki dia sudah mengungkapkan persaannya. Jawaban Reyzki tidak membuatnya patah hati, dia paham betul apa yang dialami oleh Reyzki, dirinya juga tidak meminta hal lebih dari pengakuan itu. Rani malah tersenyum ketika Reyzki mengungkap bahwa dirinya nyaman dengan Rani, dan bisa bercerita dengan leluasa kepada Rani. Itu sudah cukup bagi Rani.
"kamu gaperlu minta maaf Reyzki, aku ngungkapin perasaan aku. Cuma biar kamu tahu saja sebelum kamu ke jepang, aku juga ga ngeharapin apa-apa kok, malah aku senang ternyata kamu juga nyaman sama aku, kita bisa jadi lebih sering tukar cerita dong." ucap Rani sambil tersenyum kepada Reyzki.

Reyzki senang ternyata hubungannya dengan Rani masih sama seperti semula dan keduanya bisa saling memahami perasaan masing-masing. Setelah itu mereka bertukar akun sosial media dan nomor telepon untuk memudahkan komunikasi mereka berdua.
     Keesokan harinya, Rani sudah menunggu di depan rumah untuk melihat Reyzki yang keluar dari rumah untuk pergi ke bandara.
"Reyzki!" panggil Rani.
"ini bekal dari mama buat kamu di pesawat."
"wah makasih banyak ya, tolong bilangin ke mama kamu ya Rani." Balas Reyzki sambil tersenyum.
"pastinya."
"aku senang kamu ga diam pas aku pergi."
"yeu sudah mau pergi masih saja jail ya."
"Rani.."
"iya?"
"jangan kangen ya"
"idih gak bakal, sudah sana naik sudah ditungguin itu."
Reyzki tertawa melihat tingkah Rani, dia mulai masuk ke dalam mobil.
"dadah RANI LYANDRA, sampai ketemu lagi!" teriak Reyzki
Hal ini membuat Rani malu karena nama panjangnya yang diteriaki Reyzki.
"iya..bye.." jawab malu-malu Rani.
"jangan lupa ya angkat telepon aku." sekali lagi Reyzki berbicara sambil teriak lewat jendela mobilnya.
"iya gak akan lupa." ucap Rani sambil tersenyum ke arah Reyzki yang semakin lama semakin pudar dari pandangannya.

     Rani sadar bahwa apa yang terjadi antara dirinya dan Reyzki memang sangat spesial, mereka saling menjaga dan melindungi satu sama lain, hingga mereka sangat nyaman berada di sisi satu sama lain, walaupun begitu tidak semua bisa terjadi sesuai kemauan kita, mengerti bagaimana perasaan orang yang bersangkutan juga penting, dan biarkan waktu yang menjawabnya.

Cerpen ini dibuat dan diketik oleh pengarang dan bersifat fiksi dan langsung dari imajinasi penulis. Mohon maaf jika terjadi kesamaan dalam penamaan tokoh. Sekian terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun