Mohon tunggu...
Alya FadhoilHanifah
Alya FadhoilHanifah Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Sedang Belajar Jadi Orang Baik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan Konsep Caring dalam Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19

13 Juli 2021   07:30 Diperbarui: 13 Juli 2021   07:33 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid 19 melanda Indonesia, dan hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda akan berakhir. Tercatat, per tanggal 8 Juli 2021, sudah terdapat 2,4 juta kasus Covid 19 di Indonesia, 1,99 juta orang sembuh, dan  63.760 meninggal dunia (Satgas Covid-19, 2020). Ditambah lagi, di tengah kondisi krisis saat ini, disebutkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan tabung oksigen. Beberapa rumah sakit mengatakan mereka hampir kehabisan persediaan oksigen, bahkan salah satu rumah sakit melaporkan bahwa 63 pasien meninggal akibat kekurangan oksigen (BBC, 2021).

Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah, diawali dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang ditetapkan pada awal April 2020. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan 5M diantaranya memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. 

Di akhir tahun 2020 lalu, Indonesia sempat menerapkan new normal, melihat kurva kasus yang sudah mulai menurun. Namun, baru-baru ini dikarenakan munculnya varian baru Covid 19 yang membuat kurva kasus kembali meningkat, pemerintah kembali menerapkan peraturan yang disebut PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dimulai tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 (Tempo, 2021).

Pandemi Covid 19 telah memberikan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Peningkatan angka pengangguran, pembelajaran jarak jauh bagi pelajar, kematian tenaga kesehatan, lumpuhnya pariwisata di Indonesia, tingginya angka masalah kesehatan mental, dan masih banyak lagi. Kesehatan mental disebut menjadi masalah besar yang akan dihadapi oleh Indonesia dan dunia pada tahun 2021 (CNN Indonesia, 2021).

Ketakutan, kekhawatiran dan stress merupakan respon yang normal dirasakan akibat adanya ancaman berupa pandemi Covid 19 ini. Selama lebih dari satu tahun masyarakat dihadapkan pada ketidakpastian serta hal-hal yang diluar dugaan. 

Sehingga, merupakan hal yang wajar dan dapat dimaklumi jika masyarakat mengalami ketakutan selama pandemi Covid 19. Selain karena takut tertular Covid 19, masyarakat juga mengalami perubahan signifikan akibat adanya pembatasan kegiatan sehari-hari dalam upaya memutus penyebaran virus (WHO, 2021).

Semua orang berpotensi merasakan kecemasan yang memengaruhi kesehatan mental selama pandemi. Namun menurut Javed et al (2020), anak-anak mengalami kerentanan yang cukup besar karena selama pandemi berada jauh dari teman-temannya dan harus terus tinggal di rumah. Anak-anak umumnya juga tidak memahami kondisi yang sedang terjadi. 

Oleh karena itu, mereka dapat mengalami kecemasan, keresahan, isolasi sosial yang dapat berefek jangka pendek atau panjang pada kesehatan mental mereka. Beberapa perubahan umum dalam perilaku anak-anak yang dapat terjadi seperti, menangis berlebihan, meningkatnya kesedihan, depresi, atau kekhawatiran. Anak-anak juga kesulitan berkonsentrasi dan memusatkan perhatian, hingga perubahan kebiasaan makan (Javed et al., 2020).

Selain anak-anak, orang tua juga lebih rentan terhadap wabah Covid 19 karena alasan klinis dan sosial seperti memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah atau adanya masalah kesehatan lainnya. Menurut para ahli, individu berusia 60 tahun ke atas lebih mungkin terkena Covid 19 dan dapat menyebabkan kondisi serius dan mengancam jiwa bahkan jika mereka dalam keadaan sehat. Pembatasan aktivitas dan jarak fisik akibat Covid 19 juga menyebabkan efek negatif pada kesehatan mental lansia. 

Lansia bergantung pada anak-anak muda untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan adanya pembatasan aktivitas, akan membuat lansia merasa kesulitan. Hal ini menimbulkan kecemasan, kesusahan, dan menyebabkan situasi traumatis bagi lansia. Beberapa gejala yang umumnya ditemui pada lansia yang mengalami masalah kesehatan mental diantaranya berteriak, berperilaku menjengkelkan, perubahan kebiasaan tidur dan makan, serta ledakan emosi (Javed et al., 2020).

Meskipun stress dan kecemasan merupakan respon normal selama pandemi, namun stress diketahui dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan disregulasi yang memperburuk kondisi tubuh seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun