Mohon tunggu...
Alwin Widiyantoro
Alwin Widiyantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Masih mencoba menulis dengan semaksimal mungkin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sekolah Online Menjadi Lebih Mudah atau Tidak?

23 Agustus 2021   17:51 Diperbarui: 23 Agustus 2021   17:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sekolah daring atau online/pikiran-rakyat.com

Siap menerima, siap berinovasi dalam pembelajaran, siap mengikuti, siap disalahkan, dan siap dituntut itu sudah sesuatu hal yang harus disiapkan pada masa sekarang pandemi ini. Momen itulah yang terjadi pada era sekolah online ini. Mulainya pandemi covid-19 menimbulkan kebiasaan yang baru dan meninggalkan kebiasaan yang lama. Melihat fenomena seperti itu sekarang miris sekali. Rasanya ingin mengubah waktu yang sekarang ini menjadi masa yang sebelumnya.

Masa-masa sekolah online ini bisa dibilang lebih mudah dan tidak mudah. Pada dasarnya memang sekolah online itu meningkatkan satu kompetensi dalam bidang digital. Disatu sisi untuk pembelajarannya pun tidak mencapai seratus persen karena sistem online ini, kemudian dari segi pemantauannya pun kurang dari guru. Ada sisi positif dan negatif untuk sekolah online ini. Seperti yang diungkapkan menurut Heriyanto selaku guru dari tingkat SMK mengatakan bahwa “sisi positif dari sekolah online untuk mengembangkan potensi mereka (siswa) dalam bidang era digital sekarang yang memang lebih canggih.

Pihak orang tua siswa pun menganggap bahwa sekolah online ini atau sekolah dari rumah sangat-sangat terasa sulit. Mulai dari sekolah online ini harus menggunakan internet untuk memulai proses belajar. Kemudian, memandang bahwa anaknya ini dari sisi belajar itu kurang. Kebanyakan mainnnya. Disitulah peran orang tua dan juga pemerintah bermain dan ikut berkontribusi dalam proses pembelajaran sekolah online ini. Karena banyak sekali siswa yang merasa bahwa sekolah online ini merupakan sekolah yang santai dalam hidupnya.

Bisa sekolah dari rumah, sambil tiduran, sambil makan, memakai pakaian bebas itu semua tidak ada di sekolah tatap muka, tidak terkecuali dalam hal sekolah online ini. Makanya siswa dituntut untuk lebih cerdas dan pintar dalam memanfaatkan teknologi sekarang ini. Apapun tugas dan pekerjaan ada contohnya dari berbagai platform internet yang sudah gampang diakses.

Metode sekolah online ini tidak usah perlu diadakan jika memang sekolah sudah tatap muka atau normal seperti sedia kala. Karena dengan sistem tatap muka saja sudah menguras banyak tenaga. Sekolah dari pagi sampai sore, belum lagi tugas yang diberikan oleh guru, belum lagi tugasnya itu deadline yang sangat mepet. Itu semua sudah cukup untuk mereka yang selama ini belajar dari rumah. Karena terlalu banyak sistem sekolah online akan jadi tidak fleksibel dan akan berdampak buruk pagi psikis siswa.

Belum lagi siswa yang tidak begitu paham dengan metode sekolah online ini dan jadi menyulitkan siswa itu sendiri. Teknologi itu pun bisa dicapai melalui offline, seperti sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas yang memadai dan juga multimedia yang ada disekolah-sekolah. Begitupun dari sisi sang pengajar yang merasa sulit dengan adanya sekolah online ini. Karena bahan materi yang diajarkannya itu harus mereka upload ke web, youtube dan yang lainnya.

Ada tiga dampak utama mengenai efek PJJ yang berkepanjangan, seperti ancaman putus sekolah, ada berbagai macam anak yang terpaksa bekerja, dank arena kondisi sekolah PJJ tidak optimal, akhirnya mereka putus sekolah. Kemudian akhirnya persepsi orang tua berubah dalam peran sekolah dalam proses pembelajaran yang tidak optimal. Karenanya, ancaman putus sekolah adalah dampak yang ril dan bisa berdampak seumur hidup bagi anak-anak.

Tujuan dari model pembelajaran daring saat ini adalah Kita bisa belajar di rumah untuk menghindari wabah COVID-19, Mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing di era digital, proses pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun tenggat waktu untuk mengerjakan tugas/belajar materi yang diberikan, mengirim tugas, memahami teknologi pada zaman modern, dan bisa lebih menguasai aplikasi daring untuk belajar, seperti aplikasi belajar maupun aplikasi pendukung belajar lainnya yang ada pada saat ini.

Segala harapan pasti ingin pandemi covid-19 ini cepat berakhir dan bisa hidup dalam keadaan yang normal lagi tanpa ada rasa takut ketika berpergian keluar rumah. Yang pastinya sudah merasa cukup terbebani dengan pandemi ini. Dari segala upaya pencegahan dan menaati protokol kesehatan sudah dilakukan dengan baik.

Harapan guru semua ingin bersekolah seperti tatap muka saja dan bisa lebih gampang mengawasi belajar si anak. Sebab kasihan terhadap para siswa yang harusnya mendapat pembelajaran yang efektif dan lebih aktif, tetapi sekarang internet menjadi salah satu faktor yang penting pula. Peran orang tua juga banyak yang kurang efektif dalam mengawasi belajar siswa dirumah. Terutama orang tuanya yang sibuk pada pekerjaanya selama WFH.

Belajar online itu juga tidak efektif karena sisi pengawasan. Harapannya juga berharap bahwa sekolah dibuka kembali walau tidak 100% tetapi 50% saja sudah cukup agar bisa merasa sekolah kembali diluar. Membagi dua sesi pun tidak akan jadi masalah, selama masih menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun