Terus terang bagi saya festival sangiang itu adalah terobosan baru yang luar biasa untuk ukuran bima dan sekitarnya. Sayang sekali kalau event sebaik ini tidak benar2 dikenal oleh dunia luar.
Tapi seperti yang saya sampaikan kemarin dan sebelum2nya, berbicara promosi wisata di era digital tourism seperti ini, membuat persaingan industri pariwisata tidak lagi di batasi oleh jarak dan waktu, pembanding kita bukan lagi level lokal tapi sudah domestik dan internasional, karena memang event ini berpotensi untuk berkembang jauh lebih besar dari sekarang, selama kita mau mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya.
Siapapun akan paham bahwa industri pariwisata perkembangannya akan meningkat secara pesat dan tidak stagnant apabila pengunjung non lokalnya membanjir.
Industri pariwisata bali berkembang bukan karena ramai di kunjung oleh org bali sendiri, industri pariwisata labuhan bajo, lombok bahkan sekelas singapura sekalipun ramai dan maju karena orang luar bukan karena org lokal.
Turis lokal dalam industri pariwisata lebih ke arah partisipan dalam promosi tapi bukan menjadi target market utama. Karena di org luar inilah sumber uang itu berada. Bukan saya semata2 saya melihatnya dari sisi yang materialistis, tapi itu adalah fakta.
Kalau kita sudah menyadari bahwa kita hidup di jaman digital tourism, maka cara2 yang kita lakukan dalam menyelenggarakan sebuah event termasuk evaluasinya, mau tidak mau suka tidak suka harus mengadopt cara2 promosi di era industri pariwisata 4.0. Itu kalau mau bersaing dan survive untuk jangka panjang. Tidak boleh cepat berpuas diri karena kita membandingkan dengan yang hanya ada di sekitar kita
Ref : Uba ncera