Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Garang Sapu Gerang

2 Oktober 2021   03:48 Diperbarui: 2 Oktober 2021   03:58 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: health.kompas.com

Namun, entah iblis mana yang datang merasuki tubuh Yu Surti pagi ini. Tangan kokoh itu menyahut sapu lidi dari tangan 'Mbok Kas.

Sabetan garang sapu lidi gerang membuat tubuh Risti tak berdaya. Surti tak tahu lagi kemana rasa sayangnya selama ini. Telinganya tersumbat angin, hingga tangis gadis kecilnya yang berubah menjadi isakkan diabaikannya. Sapu lidi gerang telah membuat merah pantat buah hatinya, dan memuaskan hasrat amarahnya. Tangannya harus ternodai dengan perbuatan amoral terhadap buah hati semata wayangnya.

Risti, lima tahun yang lalu dilahirkan di sebuah rumah sakit kabupaten. Petugas puskesmas setempat merujuk Surti yang tengah hamil tua ke rumah sakit kabupaten, agar mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap. Faktor usia Surti menjadi penyebab utamanya. Umur yang hampir 45 tahun saat kehamilan pertamanya ini, menjadi salah satu kriteria ibu hamil dengan resiko tinggi.

"Ibu, panjenengan saya rujuk ke rumah sakit kabupaten supaya mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Fasilitas peralatan medis di puskesmas sangat terbatas. Silahkan Pak, Bu, menandatangani surat persetujuan ini." Dokter menjelaskan dan memberi pengarahan kepada Risti dan suaminya.  

Selain faktor usia, ternyata tekanan darah Risti meningkat menjadi 150/90. Pada pemeriksaan dua minggu sebelumnya tekanan darahnya normal 120/80. Untuk bisa melahirkan di puskesmas terlalu beresiko bagi ibu dan bayinya.

Risti pun lahir di rumah sakit kabupaten, dengan operasi caesar. Bayinya sedikit sesak sehingga harus menginap sementara waktu di rumah sakit sampai kondisinya membaik dan stabil.

Saat itulah, Parman suami Surti meminta ijin pada istrinya untuk mencari tambahan biaya persalinan istri dan opname anaknya. Ia hendak pergi ke kota ikut temannya kerja di proyek bangunan.

"Sur, aku mau pamit kerja di kota. Temanku menawari pekerjaan di proyek bangunan. Aku akan pulang seminggu sekali, membawa uang hasil kerja laden tukang. Upahnya lumayan bisa buat tambah biaya persalinan."

Surti yang masih lemah, hanya bisa mengangguk dan berpesan, "Kalau pulang jangan lupa beli susu ya, Kang. Kata dokter aku harus minum susu supaya ASIku lancar dan bayinya sehat."

Parman mengangguk dan pergi membawa tas ranselnya. Tujuan kepergiannya ke kota hanya ia dan temannya yang tahu. Keluarga Surti termasuk 'Mbok Kas pun tidak pernah tahu di mana. Sampai peristiwa pagi tadi, kelebat bayangannya pun tak pernah muncul. Beberapa kali Surti berusaha mencarinya ke kota, berbekal petunjuk dari teman yang dulu mengajaknya, tetapi nihil. Wanita malang itu pun hampir depresi.

Beruntung ia masih memiliki 'Mbok Kas yang selalu setia menemani, dan sabar dengan kelakuannya yang sering menguji kesabaran. Lambat laun Surti bisa menerima keadaan. Hidup beranak tanpa suami di sisinya, sampai seumur Risti sekarang, bocah yang lincah itu belum tahu siapa bapaknya. Ia hanya tahu, keluarganya adalah Make, Simbok, dan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun