Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Garang Sapu Gerang

2 Oktober 2021   03:48 Diperbarui: 2 Oktober 2021   03:58 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: health.kompas.com

"Oalah, Ndhuk, putuku. Kene melu Simbok kene," ujarnya sambil merengkuh cucunya. Dielus-elusnya bokong bocah malang itu, dikecup keningnya, kemudian dipeluknya erat-erat. Anak itu merasa nyaman di pelukan 'Mbok Kas, meski tangisnya masih terisak.

"Simbok terlalu memanjakan dia, nanti Risti menjadi anak nakal!" teriak Surti.

"Surti, Surti...kamu jaga mulut kamu. Setiap omonganmu itu bisa jadi doa. Hati-hati bicara." Simbok Kas yang jengkel dengan kelakuan Surti, mencoba menasehati dengan sabar. Bagaimana pun juga Surti adalah darah dagingnya sendiri.

Risti, bocah mungil itu duduk di bangku sekolah Taman Kanak-Kanak. Sejak pagi bangun tidur minta ditemani Make menggambar di buku tulisnya yang baru, dengan pensil warna baru. Buku gambar dan pensil itu dibeli tadi malam di toko alat tulis.

"Mak, buatkan aku gambar kucing! Mak, buatkan juga gambar ayam bertelur, ya Mak," pintanya terus merengek, sementara Surti seakan tak mendengarnya. Tangannya sibuk meracik bumbu sayur tempe yang harus segera matang.

"Nanti dulu, Mak lagi masak. Kalau sudah selesai nanti Mak buatkan gambar," sahut Surti.

"Mak, aku pingin gambar, Mak." Rengeknya semakin kencang, sambil menarik-narik tangan Make.

Tetapi Yu Surti sekarang ganti sibuk mengaduk bubur dagangan yang juga harus segera matang. Sayur tempe pedas juga harus segera matang. Pembeli sebentar lagi berdatangan. Dagangan buburnya harus segera siap.

Tungku dengan api menyala tak bisa ditinggalkan, dan bubur tak boleh gosong. Jika gosong bubur berasa sangit dan pembeli dipastikan kapok datang lagi.

"Risti!" bentaknya tiba-tiba. "Mak bilang nanti ya nanti. Kamu lihat Mak sedang apa, nanti kalau Mak selesai jualan, Make gambar yang banyak."

Risti mulai menangis, dan terus merengek, "Mak, buat gambar ayam!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun