Ramadhan sebelum pandemi dan saat pandemi memang berbeda. Itulah kenyataan yang harus diterima, dihadapi dan dijalani. Tak apa, karena semua ada waktunya. Nanti pandemi kan berlalu jua.InsyaAllah.
Menghadapi dan menjalani Ramadhan di musim pandemi adalah dengan kesabaran. Tetapi kesabaran saja harus dibarengi dengan motivasi untuk selalu eksis dalam karya. Itulah wujud bahwa kita bisa menerima kondisi yang sebenarnya. Dengan tetap menjalankan kegiatan walaupun kegiatan tersebut harus dijalankan di dan dari rumah.
Dengan tetap menjalankan aktifitas walaupun terbatas di dan dari rumah, secara tidak langsung tubuh kita merespon adanya rangsangan positif yang juga akan memberikan efek yang positif pula. Efek positif yang tidak hanya dirasakan oleh tubuh kita sendiri tetapi juga oleh keluarga, anak, isteri, suami, mungkin orang lain di rumah kita.
Apalagi bulan Ramadhan, menjadi kawah candra dimuka bagi umat Islam di seluruh dunia agar memperbanyak ibadah di bulan suci. Menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu. Ibarat kepompong yang berpuasa dan beristirahat selama 14-16 hari, untuk kemudian menjadi kupu-kupu yang indah.
Adanya peristiwa pandemi Covid-19 ini juga memberi efek positif bagi sebagian orang untuk melakukan kegiatan di dan dari rumah saja. Dengan berada di rumah saja, ibadah Ramadhan menjadi lebih khusyuk, karena meminimalis munculnya godaan dari luar yang sering datang bila kita beraktifitas di luar rumah.
Lalu apa saja aktifitas Ramadhan selama di rumah saja?
Ini dia kegiatan keluarga kami saat Ramadhan hanya di rumah:
Pak Suami, peran suami sangatlah penting di awal Ramadhan saat pandemi tahun lalu. Beliau sebagai inisiator yang menginisiasi kegiatan tarawih berjamaah di rumah.
Sejak Mei 2019 alhamdulillah suami sudah purna tugas dari perusahaan tempatnya bekerja. Sehingga adanya pandemi yang menuntut untuk banyak di rumah saja, tidak menjadi masalah bagi beliau. Justru saya merasa lega beliau sudah pensiun, sehingga saya tidak terlalu khawatir akan aktifitasnya di luar rumah yang terkadang lupa dengan protokol kesehatan.
Untuk menjalankan ibadah Ramadhan, pada tahun 2020, kami melakukan ibadah sholat tarawih berjamaah di rumah saja. Sebelumnya kami bersepakat dengan anak-anak, siapa nanti yang menjadi imam dan siapa yang memberikan kultum (kuliah tujuh menitnya).
Pak Suami mengatur jadwal dengan meminta kesepakatan dua orang anak kami yang di rumah, si tengah (perempuan masih kuliah), dan si bungsu (laki-laki kelas 1 SMA). Sebagai makmumnya ada 4 orang. Kami serumah ada 5 anggota keluarga, suami, saya, nenek, si tengah dan si bungsu. Si Sulung berada di luar kota merantau.
