Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Merencanakan Buah Hati hingga Persiapan Melahirkan

17 Maret 2021   00:06 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:02 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oya, selama menunggu kehamilan, ada teman yang menyarankan untuk mengkonsumsi tauge setiap hari. Saya pun melakukannya, meski tidak setiap hari karena ada bosannya juga.

Dan ternyata Allah menghendaki kehamilan saya di bulan ke enam usia pernikahan kami. Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat-Mu ya Allah, Engkau telah menjawab keresahan kami.

Suka duka kehamilan pertama
Kehamilan pertama yang dinanti-nanti saya jalani dengan suka dan duka. Sukanya adalah saya dan suami diberi anugerah oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk memikul amanat yang luar biasa. 

Anak bagi kami adalah amanah oleh karenanya harus dipersiapkan dan dijaga dengan sebaik-baiknya.

Bulan pertama kehamilan sampai bulan keempat saya mengalami muntah-muntah yang sering, terutama pada pagi hari setelah bangun tidur. 

Saat menjelang malam pun kembali mengalami mual dan muntah. Nafsu makan saya menurun karena untuk membau makanan saja tidak enak sama sekali. 

Saat ibu mengoseng bumbu untuk sayur, baunya sangat aneh dan membikin perut serasa diaduk-aduk untuk muntah. Bahkan pewangi pakaian yang setiap hari dipakai untuk membuat pakaian wangi, baunya tiba-tiba tidak bersahabat dengan hidung saya. Demikian pula bau asap motor. 

Betul-betul menguras tenaga dan isi perut yang sudah kosong karena tak terisi makanan. Akhirnya yang keluar pun cairan lambung yang berwarna kecoklatan dan pahit rasanya. Beruntung suami dan keluarga sangat pengertian (saya masih tinggal dengan bapak dan ibu waktu itu).

Di sisi lain saya harus menunaikan tugas saya sebagai tenaga honorer di Rumah Sakit Umum Pusat dr.Sardjito (RSUP dr Sardjito), di instalasi laboratorium yang bergumul dengan sampel darah yang baunya semakin amis saat saya hamil. Hal yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi.

Obat-obatan yang diberikan dokter seperti tidak berefek sama sekali, hanya bereaksi sejenak, nanti kambuh lagi. Saat kondisi tubuh agak enak, saya paksakan untuk makan sebisanya apa yang diingini. 

Nah, saat lagi pingin sesuatu ini juga cukup merepotkan suami. Karena saat itu saya pingin banget makan jambu merah yang memang jarang di jual di sekitar tempat tinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun