Mohon tunggu...
Alvira Firjan Humaira
Alvira Firjan Humaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai

Maybe we're living younger That's why we're fever

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI 2021: Pendampingan Siswa Kelas 1 SDN 179 Sarijadi serta Pengenalan tentang Virus Corona

30 Juli 2021   23:58 Diperbarui: 31 Juli 2021   01:08 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Virus corona", dimana-mana banyak sekali ornag yang membicarakan makhluk kecil yang kini sedang merajalela di dunia. Seperti tidak ingin ketinggalan trend, Indonesia ikut andil dalam memecahkan rekor harian kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Ini bukan prestasi! Camkan itu! Virus Corona tidak hanya mematikan bagi orang yang terpapar, tetapi juga mematikan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan saat pandemi, mematikan bagi pendidikan yang terus dituntut berjalan tanpa kesiapan, dan mematikan bagi mereka yang mencari sesuap nasi dibawah sinar matahari. 

Indonesia, di tengah keprihatinan wabah masih harus bergelut di bidang lain, salah satunya adalah pendidikan. Belajar yang biasanya dilakukan di dalam kelas, siswa bertemu guru, mahasiswa bertemu dosen, kini harus siap terhalangi layar ponsel dan laptop setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tenaga kependidikan dituntut untuk cepat tanggap untuk membuat media pembelajaran yang menarik untuk anak-anak, siswa diseret untuk mengikuti model pembelajaran baru tanpa siap akan sarana dan fasilitas, sedangkan orang tua beralih profesi menjadi guru les bagi putra-putrinya. Semuanya dituntut serba cepat, tanpa mengetahui ada tangan-tangan yang tidak terbiasa dengan teknologi. 

Anggaplah untuk pelajar diatas 15 tahun sudah bisa mengimbangi arus pendidikan yang berubah haluan, mereka beradaptasi dengan cepat. Namun, bagaimana dengan mereka yang masih berada di kelas 1 sd atau kelas 2 sd? anak-anak yang masih membutuhkan sosok yang patut digugu dan ditiru. Mereka tidak akan bergerak tanpa diberi komando, mereka tidak akan bisa berjalan tanpa dipapah, mereka tidak akan bisa mengikuti arus tana berpegangan. Satu-satunya yang bisa mereka tanya hanyalah orang tua. Namun, tidak semua orang tua mampu membimbing anak. Banyak orang tua yang mengeluh dan mengatakan bahwa anaknya lebih menurut jika orang lain yang menyuruh. 

Kesulitannya tidak hanya itu, orang tua juga terkadang kesulitan untuk mengoperasikan perangkat teknologi. Membuat e-mail saja sepertinya lebih jago anaknya. Sehingga orang tua tidak dapat memantau dengan jelas apa yang anaknya lakukan ketika sekolah online. Salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam melaksanakan pembelajaran daring adalah menggunakan aplikasi grup chat. Namun, hal ini dikomentari oleh siswanya sendiri. Mereka mengatakan bosan dan tidak bersemangat ketika sekolah. Bertemu teman dan bermain bersama menjadi alasan mereka ingin kembali ke sekolah. 

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program KKN Tematik, saya mengadakan program "Belajar Membaca 3 hari" . Dengan tujuan agar anak-anak bisa membaca dan tertarik untuk banyak membaca, serta mengenalkan mereka kepada dunia video conference yang sedang banyak dipakai untuk belajar, sekaligus membuat mereka mengenal teman-teman baru melalui video conference.

Hari pertama, kami melakukan perkenalan dan membiasakan diri dengan tampilan video conference.

Peserta yang mengikuti program ini adalah 5 siswa dari kelas 1b SDN 179 Sarijadi, yaitu Syafiq Ibrahim Hafuza Putra, Muhammad Raffa Alfaridzi, Aqila Adara Putri Gunadi, Khanza Khumaira Affaf, dan Muhammad Akmal Fauzan.

Meskipun ini adalah pertemuan pertama kami, tidak ada rasa canggung sedikitpun karena semangat dan keceriaan siswa membuat saya sebagai pendamping menjadi lebih semangat. Saking aktifnya, mereka selalu berebut tempat untuk menjadi pembaca pertama di setiap slide yang saya tampilkan. Sungguh menyenangkan!

dokpri
dokpri
Pembelajaran membaca diawali dengan membaca kata, lalu membaca kalimat, dan terakhir membaca paragraf singkat. Siswa melakukannya dengan cara bergantian, sehingga semua siswa mendapatkan giliran untuk membaca.

dokpri
dokpri
Hari pertama diakhiri dengan anak-anak menulis kalimat yang berisi ajakan untuk membaca, sebagai berikut.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Hari kedua, kami membaca sebuah cerita tentang corona yang ditulis oleh Watiek Ideo dan ilustrasi dibuat oleh Luluk Nailufar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun