Mohon tunggu...
Alvin F. Zahro
Alvin F. Zahro Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Pemula yang masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lihat Ma.. Aku Punya Potensi!

23 November 2019   23:48 Diperbarui: 24 November 2019   00:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak: ma, coba lihat lukisanku bagus kan?
Mama: kamu melukis apa ini kak?
Anak: aku melukis rumah, ini ada aku, mama dan papa.
Mama: kok jelek sekali lukisannya kak. Kalau melukis itu yang bagus gitu loo.

Apakah orang tua sudah menggali potensi emas dalam diri anak?

Setiap manusia terlahir dengan membawa kelebihannya masing-masing. Ada anak yang memiliki kemampuan dalam bidang kesehatan, ada yang memiliki kemampuan dalam bidang mengajar, kemampuan dalam bidang teknologi, kemampuan dalam bidang menyanyi dan masih banyak lainnya. Apabila kemampuan atau potensi tersebut dirawat dengan tepat, suatu saat anak akan tumbuh menjadi orang-orang yang sukses dalam bidangnya.

Sayangnya, anak tidak lahir dengan kemampuan yang sudah terlihat jelas bukan. Tapi kemampuan mereka pasti bisa terbaca oleh kita sebagai orang tua seiring perkembangan dan pertumbuhannya.

Jika anak itu berpotensi sebagai penyanyi, namun orang tua malah menganggap anaknya berpotensi dibidang kesehatan. Akhirnya orang tua memfasilitasi anak mereka dengan sekolah-sekolah kesehatan. Saat dia sudah menjadi tenaga kesehatan, anak merasa itu bukanlah dirinya, anak akan merasa menjadi dokter yang bukan sesungguhnya dokter, karena jiwa sesungguhnya adalah penyanyi.

Memang benar, manusia bisa belajar dengan kebiasaan, artinya anak bisa mempelajari sesuatu karena terbiasa. Namun, itu akan menjadi sangat luar biasa apabila anak bisa terus terbiasa mengembangkan potensi dia yang sebenarnya.

Ayah bunda, zaman sekarang ini, banyak anak yang memilliki bakat atau potensi lebih dari satu loh. Zaman sekarang ini, mudah untuk mencari ilmu pengetahuan. Bahkan anak yang  usianya masih 3 tahun sudah tau tentang teknologi.

Bahkan seorang anak bisa memiliki kemampuan menyanyi, cermat dalam matematika dan pandai berbahasa sekaligus. Potensi unggul seperti ini adalah potensi yang sudah dapet ditemukan di antara semua potensi yang anak miliki. Potensi unggul ini juga yang harus Ayah Bunda temukan dalam diri setiap anak.

Apakah alasan orangtua tidak bisa mengenali potensi anak?

  1. Orang tua menilai hasil belajar anak hanya sampai pada nilai ujian dan ijazah. Menurut pemikiran mereka, anak yg memiliki kecerdasan adalah anak yang mendapat nilai akademik yang tinggi setiap ujian. Padahal, padahal setiap anak pasti memiliki kecerdasan dalam bidangnya masing-masing seperti yang dikatakan oleh Howard Gardner.
  2. Kemudian orang tua terlalu memaksa anak untuk belajar ilmu-ilmu atau kemampuan yang tidak disenangi anak. Akibatnya anak malah merasa jenuh dan stress.
  3. Selanjutnya adalah orang tua kurang atau bahkan tidak memberi stimulus yang beragam dan memadai untuk anak. Akibatnya anak tidak bisa mengembangkan kemampuan yang mereka memiliki dengan optimal.

Bagaimana cara menggali potensi emas anak?

  1. Perhatikan perkembangan, pertumbuhan dan minat anak. Orang tua yang cermat dalam mengawasi anak-anak mereka akan mengerti bagaimana tiap-tiap perkembangan dan pertumbuhan anak. Seiring waktu, perkembangan yang dialami oleh anak akan sdikit demi sedikit memperlihatkan potensi yang dimiliki anak.
  2. Berikan stimulus dan lingkungan yang mendukung. Anak merupakan peniru ulung. Segala perbuatan yang dilakukan orang tua pasti akan di contoh oleh orang tua. Jadi bagi ayah bunda, berikan stimulus dan contoh yang baik kepada anak dan perhatikan juga lingkungan sekitar anak.
  3. Tidak memaksakan ambisi orang tua kepada anak. Hal ini kerap terjadi pada permasalahan antara anak dan orang tua. Orang tua memang menginginkan yang terbaik buat anak-anak mereka. Namun, jika kehendak orang tua tidak sejalan dengan anak, maka akan terkesan memaksa anak. Sebagai orang tua, akan lebih baik jika mendukung apa yang dilakukan anak dengan tetap mengawasinya. Jikalau memang anak berbuat salah, maka berikan anak pengertian dengan cara yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun