Mohon tunggu...
Alvin F. Zahro
Alvin F. Zahro Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Pemula yang masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Emosi dan Temperamen

13 September 2018   08:47 Diperbarui: 13 September 2018   10:19 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tipsiana.com

"Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang, karena mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang berbeda." --Umar Al-Khattab

Tentu kita sudah tidak asing mendengar istilah emosi dan temperamen. Emosi sendiri sudah kita bahas pada artikel sebelumnya. Pada artikel kali ini kita akan mengulas sedikit tentang temperamen. Di kalangan masyarakat sering kali menyebut temperamen sebagai keadaan emosi yang tinggi atau orang yang suka marah disebut orang yang memiliki temperamen tinggi. Padahal maksud dari temperamen tidak hanya itu. Menurut Santrock (2011) dalam buku Masa Perkembangan Anak, emosi dan temperamen membentuk aspek kunci dari kepribadian, karakteristik individu yang bertahan lama.

Jadi bagaimana temperamen itu? Apakah orang yang mudah kecewa? Atau orang yang suka marah? Atau mungkin orang yang ceria? bayi memiliki bentuk emosi yang berbeda ketika mereka lahir. Ada bayi yang menagis terus-menerus, namun ada juga bayi yang gembira. Kecenderungan ini yang mencerminkan temperamen, yaitu bagaimana gaya perilaku dan karakteristik respons dari seseorang (Santrock, 2007). Sesuai hubungannya dengan emosi, temperamen mendeskripsikan perbedaan individual mengenai cepat atau lambatnya kemunculan emosi, seberapa kuatnya, seberapa lamanya, dan seberapa cepat menghilangnya (Campos, 2009).

Klasifikasi temperamen menurut Chess dan Thomas

  1. Easy child, pada temperamen ini anak akan cenderung memiliki mood yang positif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.
  2. Difficult child, anak yang memiliki reaksi negatif, sering menangis dan lambat menerima perubahan.
  3. Slow-to-warm-up child, anak yang memiliki tingkat aktivitas rendah, agak negatif, dan menunjukkan intensitas mood yang rendah.

Klasifikasi menurut Rothbart dan Bates

  1. Extraversion/surgency. Seperti antisipasi positif, impulsivitas, tingkat aktivitas, dan pencarian sensasi.
  2. Negative affectivity. Ditandai mudah marah dan ketakutan. Dalam kategosi ini anak mudah stres, sering menagis, dan merengek.
  3. Effortful control (self regulation). Fokus dan pengalihan atensi, kendali inhibitoris, sensitivitas persepsi, dan kesenagan dalam intensitas rendah.

Bagaimana anak memperoleh temperamen?

Kagan (1997, 2003; Kagan & Fox, 2006) menyatakan bahwa anak mewarisi karakter fisiologis tertentu yang membuat mereka memiliki temperamen tertentu. Tetapi, melalui pengalaman yang mereka peroleh bisa untuk mengubah tempramen sampai kadar tertentu.

Pengaruh biologis

Karakter fisiologis yang beragam dianggap memiliki keterkaitan  dengan temperamen tertentu. Tempramen yang terhambat dikaitkan dengan pola fisiologis yang unik yaitu denyut jantung yang tinggi & stabil, kadar hormon kortisol yang tinggi dan sebagainya.

Apakah temperamen pada masa anak-anak terkait dengan penyesuaian masa dewasa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun