Mohon tunggu...
Alvin Pratama
Alvin Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Pertanian Berbasis "OFLAFIT", Mendukung Produksi Pangan Ramah Lingkungan

27 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 29 Januari 2023   00:45 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pertanian (Pexels.com/Pixabay)

Penurunan kesuburan tanah, gangguan habitat satwa akibat perubahan kondisi vegetasi, hingga memicu perubahan iklim dengan suhu meningkat rata-rata sebesar 1-3 o C. Perubahan iklim sudah menjadi fokus dunia lantaran ancamannya yang besar. 

Pertanian dengan sistem ladang berpindah berkontribusi dibalik kenaikan rasio perubahan iklim tersebut. Ladang berpindah (shifting cultivation) berfokus pada penebangan hutan yang dibakar serta ditanami tanpa berfokus kepada proses pengolahan tanah. 

Dengan begitu, hutan sebagai tempat utama tumbuhnya pohon-pohon serta cadangan oksigen akan semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan lain. 

Hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia untuk mendaur ulang karbon dioksida yang terlepas di atmosfer. Sehingga adanya pertanian dengan cara ladang berpindah justru dapat meningkatkan kadar gas karbon dioksida di atmosfer yang berkontribusi pada kenaikan rasio perubahan iklim. 

Sejauh ini, mengutip laman Nacional Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), besaran gas karbon dioksida di Bumi sekarang 50% lebih tinggi dari tingkat pra-industri pada masa lalu.

Pertanian Berkelanjutan di Era Revolusi Industri 4.0

ilustrasi pertanian modern (Pexels.com/Tom Fisk)
ilustrasi pertanian modern (Pexels.com/Tom Fisk)

Belakangan ini, model pertanian yang lebih ramah lingkungan hadir ke permukaan. Model ini populer dengan istilah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) yang diklaim menjadi solusi utama dalam mengatasi efek negatif kegiatan agraris terhadap lingkungan. 

Pertanian ini menekankan perhatian yang lebih banyak kepada lingkungan tanpa mengurangi esensi dari hasil produksi pertanian itu sendiri. 

Terlebih, Indonesia tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0. Sektor pertanian menjadi salah satu bagian dari sektor ekonomi yang diharapkan mampu bersaing di era ini. 

Sedangkan di Indonesia, pertanian berkelanjutan menemui banyak kendala, seperti penyempitan lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ruang kota yang tidak terkendali, alih fungsi lahan pertanian serta menurunnya jumlah angkatan kerja pada sektor pertanian. 

Terkait permasalahan ini, beberapa negara mulai merancang inovasi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan petani, produktivitas pertanian dan perekonomian sektor pangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun