Mohon tunggu...
Alvin Haidar
Alvin Haidar Mohon Tunggu... Relawan - Chemical engineer in the making

Teknik kimia ITB 2016, Terbentur, terbentur, terus tidur Pembelajar, pelajar, pengajar, terhajar.... Cek ig @sobatgajah yakkk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pabrik Itu Bernama Cinta

22 Januari 2019   13:55 Diperbarui: 22 Januari 2019   14:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tulisan ini hadir karena teman sekosan saya lagi sering curhat tentang nasibnya yang tak kunjung menemukan tambatan hati atau gagal di tengah perjuangan)

Kadang kita ingin menjadi seperti.....

Awan dan hujan yang saling menaungi, tetapi lupa hakikatnya kita saling menghilangkan

Api dan arang yang saling memberikan kehangatan, tetapi lupa kelak kita hanya menjadi abu berterbangan

Lumut dan tanah yang saling mengasihi, tetapi lupa kelak kita akan lapuk oleh kejamnya waktu

Bumi dan matahari yang saling merindu, tetapi lupa sekali kita bertemu sudah berarti itu mati

Hari ini beberapa teman saya ada yang senang dengan gebetan, ada yang sumringah  karena akhirnya berkeluarga, dan juga gundah gulana akibat cinta tak kunjung datang jua. Alhasil saya yang sedang gabut dengan problematika dan drama perkuliahan kembali merefleksikan relevansi makna cinta di era revolusi digital yang serba "4.0" ini.  Pemaknaan cinta lewat beragam studi  mengasilkan makna yang beragam baik dari segi psikologi, sosial, hingga neurosains. Maka dalam hal ini kita akan sedikit membahas cinta dari beberapa sisi dan memasukkan unsur logika di dalamnya.

Teori Cinta Segitiga Sternberg

Membicarakan permasalahan cinta secara ilmiah ada baiknya kita menilik sejenak makna "cinta" dari seorang ahli psikologi Amerika, Robert J. Sternberg dalam Teori Cinta Sternberg.

Sternberg membagi segitiga cinta yang terdiri atas : Intimacy (Keintiman), Passion (Hasrat), dan Commitment (Komitmen). Setiap komponen tersebut saling berinterraksi dan 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun