Tergopoh-gopoh ia naik ke kereta
Keriput di mukanya tanda seribu satu cerita
Terlunta-lunta ia meraih pena,
Menulis secarik puisi untuk kakanda
Terbata-bata ia bercerita,
Kisah hidup pelik di zaman ia muda
Tersedu-sedan ia di sudut jendela,
Sendiri menanti berjumpa dengan-Nya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!