Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Anak Ini Seharusnya Jadi Punggawa IT di Kompasiana

30 September 2015   14:49 Diperbarui: 28 Mei 2016   06:25 3288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Andre Christoga, programmer cilik harapan bangsa, tengah Serius menatap layar laptop kecilnya/ Dok. Pribadi"][/caption]Sabtu pekan kemarin (26/8), ruang redaksi Kompasiana kedatangan anak kecil berperawakan kurus. Saya tak asing dengannya. Anak ini kerap mengintili Mercy Sihombing, seorang Kompasianer, ketika Bu Mercy menyambangi kantor ini untuk ikut acara nangkring Kompasiana atau menjadi partisipan di Kompasiana TV. Mengapa di akhir pekan begini ia datang tanpa kehadiran ibunya? Oh, ternyata Bu Mercy sedang mengikuti acara seminar di lantai tujuh. Dan Andre Christoga, sang anak berkacamata itu sengaja dititipkan di redaksi kami agar anteng bermain di depan komputer.

Tiap Bu Mercy ke sini dan membawa Andre, Andre memang kerap memilih bermain di meja admin ketimbang menemani ibunya Live Show. Saya masih  ingat apa yang dia mainkan dari layar desktop. Ia kerap menonton video-video orang bermain game di Youtube. Pernah juga sesekali menonton video bersegmen anak-anak Berbahasa Inggris. Tak ada video-video atau artikel-artikel aneh yang ia baca untuk anak seusianya yang baru 11 tahun. Semua terlihat normal dan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya pada Sabtu pekan itu, saya melihat ternyata Andre memiliki gelagat yang tak normal…

Semua bermula ketika saya menguping pembicaraannya dengan Kamil yang juga Admin Kompasiana. Tiba-tiba Andre berujar pada Kamil: “aku bukan Hacker, aku Programmer.” Saya mengira paling ujaran Andre hanya guyon belaka. Sampai Akhirnya saya menengok ke komputer  Kamil yang tengah membuka artikel berjudul “Andre Christoga, Hacker Termuda di Hackathon Merdeka adalah Seorang Kompasianer. Wah, saya tahu perhelatan itu. Hackathon Merdeka adalah kompetisi pembuatan aplikasi pemantau harga komoditas yang digagas oleh Code 4 Nation dan didukung penuh oleh pemerintah lewat kantor staf kepresidenan. Ainun Najib, seorang putra bangsa yang sempat menyita perhatian khalayak lewat aplikasi “Kawal Pemilu” buatannya itu juga aktor di balik terselenggaranya perhelatan tersebut.

Seorang Andre Christoga, remaja 11 tahun yang masih ingusan (hari itu Andre memang benar sedang pilek) itu menjadi bagian dari tak kurang dari 462 Hacker dan juga developer yang ditantang pemerintah untuk membuat aplikasi pemantau harga komoditas? Oke, sejak saat itu, saya anggap bocah ini tidak biasa. Ketika melihat sesuatu yang mengagumkan di depan mata, insting bertanya saya kepada sesuatu yang mengagumkan itu tak bisa lagi dibendung. Alhasil, hari itu, Sabtu siang Andre disesaki oleh tanya-tanya penasaran saya.

Aplikasi pemantau harga yang Andre buat memang tidak masuk tiga besar yang didanai pemerintah. Dari 400-an lebih peserta yang berkompetisi, aplikasi buatan Andre “hanya” masuk 10 besar saja. Wah, itu kan tetap hebat namanya!

Setelah obrolan tentang Hackathon itu rampung, saya berseloroh dengan menantangnya untuk menghack website Kompasiana.com. Saya bertanya model hacking apa yang akan dia buat jika seandainya ia bisa menebus pertahanan Kompasiana. “Paling gue buat tulisan gue di Kompasiana jadi Headline semua,” begitu katanya sambil cengengesan. Menanggapinya, saya hanya melempar senyum.

Andre memang seorang Kompasianer. Bergabung baru saja 11 Agustus silam, tulisannya baru lima. Singkat-singkat memang tulisannya. Tapi ikhtiar menulis serta topik-topik menulisnya yang saya hargai. Kolom Bio yang dia isi di profil Kompasiana juga membuat dia terlihat semakin sangar: Kid, Bro, Nerd, Student, Programmer, Coder, Developer.

Ketika obrolan kami bertiga semakin dalam, saya baru sadar. Saya berbincang dengan Andre layaknya saya berbincang dengan teman sebaya. Bahasa yang ia gunakan tak lagi aku-kamu, melainkan gue-lo. Tidak hanya itu, obrolan kami memang layaknya lelaki tanggung berumur 20-an. Tentunya, pembahasan kami juga berkutat di sekitar website dan teknologi. Andre memberikan kepada saya website-website rekomendasi yang acapkali ia selancari. Kepada kami, ia juga mengeluhkan sistem pencarian di Kompasiana.com yang belum optimal. Dia juga sempat meminta kepada saya akses admin Kompasiana. Dengan harapan, ia bisa menghighlight artikelnya sendiri. Saya hanya tertawa lepas merespon permintaannya.

Andre juga sudah memiliki satu aplikasi di playstore Android. Aplikasi berupa kalkulator sederhana itu ia beri nama Calcountnut. Ia memaksa saya untuk mendownload aplikasinya yang sampai pada hari Sabtu itu baru didownload sebanyak 10x. Sangat sedikit memang untuk ukuran sebuah aplikasi yang diunduh di playstore, tapi jika saja orang-orang tahu bahwa yang membuat aplikasi itu umurnya baru 11 tahun....

“Lu beneran Programmer? Programmer kok laptopnya jelek?” begitu canda saya kepada Andre ketika ia sedang serius menonton video di netbook kecilnya. Netbook Andre memang terlihat lusuh karena berwarna putih. Ia menyanggah candaan saya dengan perkataan: “Gini-gini juga masih dipake ngoding kali”!

Andre dan Interview Kerjanya

[caption caption="Gaya yang Andre pilih ketika saya menyuruhnya berpose, bersama Kamil/Dok. Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun