Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PPDB Zonasi Bukan Solusi Pemerataan Pendidikan

16 Juli 2024   22:28 Diperbarui: 16 Juli 2024   22:39 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem pendidikan hari ini yang menggunakan sistem zonasi yaitu dimana rumah calon siswa yang dekat dengan sekolah yang di tuju semakin dekat maka semakin peluang masuknya semakin besar. Walaupun banyak jalur PPDB yang lain seperti prestasi raport atau kejuaraan koutanya tidak sebanyak jalur zonasi.

Jalur zonasi ini awalnya di tujukan untuk mengurai agar siswa berprestasi merata pada setiap sekolah agar menghilangkan status sekolah favorit. Agar persaingan dan pemerataan pendidikan bisa terjadi, namun sayangnya ini malah menjadi angan-angan karena banyaknya pelanggaran dan sistem yang kacau.

Pelaksanaan PPDB zonasi yang di harapkan tidak sebanding dengan fasilitas pendidikan yang ada dan sebaran pendidikan perkecamataan belum merata bahkan ada siswa yang putus sekolah dari jenjang SMP ke SMA karena tidak ada sekolah negeri di wilayahnya, siswa tersebut harus ke sekolah bersetatus swasta namun biaya pendidikan yang sangat mahal yang membuat ia memilih putus sekolah.

Ini bukan kisah fiksi yang terjadi lalu asas pemerataan yang di ucapkan oleh pemangku kebijakan publik tidak terlaksana. Terbukti dengan fasilitas sekolah yang jauh beda antara sekolah yang di katakan favorit dan non-favorit yang pada akhirnya orang tua tetap mencari cara untuk memasukan anaknya pada sekolah bersetatus favorit.

Ini kenyataan yang harus di telan oleh pemangku kebijakan bahwa PPDB masih belum efektif dalam menangani permasalahaan pemerataan pendidikan. Selama fasilitas dan kapasitas pendidik tidak di adakan kesamaan kualitas dan pemerataan pendidikan.

PPDB hanya akan menjadi mimpi buruk untuk mengakali sistem yang ada di lanjut dengan angka putus sekolah yang tinggi karena ketidak tersediaan sekolah di lingkungannya yang mudah akses. Berangkat dari permasalahan ini maka harus adanya evaluasi dari sistem yang bergulir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun