Mohon tunggu...
Achsinul Arfin
Achsinul Arfin Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca dan menulis

Suka menulis, baca buku, review buku, serta semangat belajar dalam hal literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fluktuasi BBM dan Persiapan Menuju Emisi Nol

6 Januari 2023   04:36 Diperbarui: 6 Januari 2023   04:48 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Bisa jadi ketika harga BBM tersebut terus menurun, misalkan Pertamax di harga Rp10.000 menjadikan pemerintah berencana akan menghilangkan pertalite dari pasaran, sebab mereka merasa jika dalam nominal tersebut masyarakat sudah bisa beli, atau bisa juga dengan cara lama, yaitu membatasi persediaan pertalite kemudian menghilangkannya, seperti yang terjadi pada premium.

Harga-harga barang yang berada di pasar seperti halnya sayur mayur yang fluktuatif pasti ada batas harga tertentu, tidak seperti dua atau tiga tahun silam, kecuali jika ada panen raya melimpah sehingga mengakibatkan barang yang ada di lapangan lebih banyak daripada barang yang dicari.

Seperti halnya cabai, apabila banyak petani yang memanen dengan kualitas bagus tentu harganya akan turun, berbeda ketika tingkat panen sedikit, contoh kasus yang  terjadi di Jombang,  ketika itu banyak sekali yang sedang  gagal panen akan tetapi   meski di  Jombang panennya bagus, sehingga banyak para penduduknya menjadi kaya mendadak.

Fenomena tersebut juga bisa terjadi di manapun, hanya saja momennya yang kurang pas.

Salah satu target dari pemerintah adalah mengurangi ketergantungan dari energi fosil, apabila hal tersebut terealisasi dalam meminimalisir penggunaan fosil, bukannya tidak mungkin harga-harga akan terjangkau.

Konon katanya energi listrik bisa dibuat secara unlimited atau tidak terbatas dengan memanfaatkan panel surya, angin, bendungan, dan sebagainya, kebetulan sekali energi-energi tersebut sangat melimpah di Indonesia.

Polusi udara pun juga menjadi lebih minim, seperti halnya tidak adanya asap kendaraan yang mengepul yang dapat mencemari lingkungan. 

Di sisi lain rencana pemerintah dalam memanfaatkan energi terbarukan bisa sangat kecil bisa terealisasi, karena banyaknya kepentingan politik. Atau bisa dikatakan tidak serta merta dalam waktu satu atau dua tahun semua beres.

Mindset masyarakat saat ini masih terpaku dengan kendaraan yang biasa menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil. Di lain pihak ada pula seseorang yang mengatakan bahwa kendaraan dengan menggunakan tenaga listrik justru mengkonsumsi banyak biaya, katakan saja apabila baterainya rusak, harganya pun sama dengan mobil.

Ada sebuah kisah di eropa ada seseorang yang membeli mobil listrik, tetapi ketika rusak biayanya lebih mahal sehingga lebih memilih menghancurkannya di bawah tebing.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun