Mohon tunggu...
Aluzar Azhar
Aluzar Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuluh Agama Honorer

Berbuat baik kok malu, jadi weh ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub Jabar Menurut Ki Bodoh

14 Januari 2018   06:51 Diperbarui: 14 Januari 2018   17:55 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kantor Gubernur Jabar (Gedung Sate, Dok. Pribadi)

Dari empat Cawagub itu, ada dua Cawagub yang mirip dengan dua kawan saya secara fisik. Meskipun dari perspektif fisik, kok  saya 'yakin' tahu dengan karakter (baik/buruknya), sangat nyunda  (prototipe Ki Sunda),  hehe.  Tetapi ini pun belum jaminan menjadi pemenang. Adapun dari empat Cagub, hanya dua yang saya kenal secara intens. Ini pun dari media massa!

Foto: dokpri
Foto: dokpri
Meramal Pemenang

Ada klaim, Jabar adalah basis massanya. Ada yang GR (gede rasa) karena ibu-ibu suka apabila Cagubnya ganteng dan gagah. Ada juga yang ke-GR-an bakal seperti Jokowi dari Solo ke Jakarta. Sah-sah saja, namanya juga politik.

Ini ramalan saya. Insya Allah, saya telah diingatkan Quran bahwa perkara masa depan (gaib) adalah hanya hak Allah SWT (lihat misalnya Qs 6: 59 dan 27: 65); juga Hadis bahwa mendatangi peramal apalagi membenarkannya, tidak diterima shalatnya selama 40 hari dan dianggap kufur (lihat misalnya Hr, Hadis riwayat Muslim dan Ahmad).

Ralat,  maksud saya hanya 'nyunah'  pengamat alias analis politik--lebih tepatnya: ramalan ini  adalah sebuah harapan dari seorang warga Jabar.

Tentu, saya pun bukan analis politik atau anggota lembaga yang lagi 'basah' (lembaga survei). Tetapi omong 'analis', jadi teringat masa jahiliah 'kita' ketika judi dilegalkan (Porkas, SDSB, atau Togel), khususnya menjelang dan awal 1990-an. Saat itu, banyak analis, dan menurut saya, analisisnya canggih.

Yang nyandu,  tentu mengenal istilah: rumus, indeks, mistik, ciway, unyil, beserta kertas fotokopian warna-warni yang berserakan setelah hari Rabu. Seingat saya, rumusnya paten untuk 2 angka yang akan 'keluar'. Kalau untuk 4 dan 6 angka, margin error-nya: 99,0% kebalikan dari klaim lembaga survei, hehe.

'Ramalan' saya, bakal dua putaran. Pemenangnya yang elektabilitas, bukan popularitas. Kecuali ada Serangan Fajar, ini yang tidak  fair.  Rumusnya: 'karaos'  (Sunda: terasa, ter-rasa). Saya yakin, timses (tim sukses) masing-masing paslon lebih ngeuh.

Jika ada klaim kesuksesan memimpin itu dilihat dari IPM (indeks pembangunan manusia), saya sekadar mengingatkan bahwa 'itu' di atas kertas, bukan di lapangan. Jika ada analis politik bilang bahwa pemilu luber (pemilihan umum, langsung umum bebas rahasia) itu pesta demokrasi atau pesta rakyat. Patut ditanyakan: 'rakyat' mana yang bersuka ria?

Saya lebih suka pemilu zaman Orba (tiga parpol kontestan), atau dua parpol saja seperti di USA (Amerika Serikat), pasti lebih murah-meriah daripada pemilu zaman now.  Ya, saya diingatkan junior: "Kalau untuk memilih 'Ketua' saja, ngapain  sewa hotel bla bla bla,  cukuplah sila bareng dan musyawarah!"

Hm,  omong pemilu atau politik, semoga kita tidak lupa esensi: musyawarah. "Itulah, Jun, mufakat dalam musyawarah kini pun ada contract and money-nya, hajeuh!"

Ujungberung, 14 Januari 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun