Mohon tunggu...
Widyanarto Wibowo
Widyanarto Wibowo Mohon Tunggu... Gigolo -

Saya menyukai forensik data makroekonomi, spekulan mata uang, belajar banyak dari manajer investasi lulusan MIT, para bankir Goldman Sachs NY, turing motor, dan penyuka parfum Armani. Saya ingin menjelaskan tren makroekonomi dengan data historis serta bahasa yang sederhana dan semoga mudah dipahami pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Money

Gejala Awal Resiko Sistemik Perbankan

5 November 2017   23:22 Diperbarui: 6 November 2017   00:01 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

             Ketika data inflasi inti tidak beranjak dari level terendah di kisaran 3% maka hal tersebut akan membawa faktor yang dimana dalam update datanya termasuk yang jarang dipahami bahwa inflasi inti adalah ibarat "anak panah pembunuh" pertumbuhan kredit dan yang pasti adanya peningkatan resiko sistemik perbankan melalui peningkatan NPL atau kredit macet. Juga dalam beberapa laporan terakhir survei perbankan BI sudah "dihilangkan". Berikut data tren peningkatan signifikan NPL terbaru dan tren penurunan pertumbuhan kredit dikutip dari CEIC,

Sumber: data CEIC
Sumber: data CEIC

Sumber: Data CEIC
Sumber: Data CEIC
So, arti dari peningkatan tren NPL atau kredit macet menunjukkan terjadinya penurunan aliran likuiditas yang ada dari konsumsi yang terus melemah(yang ditunjkan dari data inflasi inti yang sifatnya menjadi leading indicator) sehingga menciptakan efek sistemik karena tidak adanya aliran likuiditas yang mendukung financing utang yang ada terlepas dari sektor sektor yang memang sudah menunjukkan kontraksi yang signifikan seperti pertambangan dan ritel. Sedangkan tren penurunan data pertumbuhan kredit yoy lebih bersifat paradoks dengan NPL dikarenakan berkurangnya ekpektasi kemungkinan adanya pertumbuhan aliran likuiditas kedepan sehingga sektor penggerak utama pertumbuhan tidak mengambil langkah ekspansif sehingga menimbulkan efek sistemik berbeda, dimana hal tersebut akan memaksa bank sentral untuk memberikan langkah preventif berupa pemotongan suku bunga acuan, dengan pemotongan suku bunga maka bank sentral mengakomodasi pertumbuhan kredit melalui kebijakan pelonggaran, dampaknya negatifnya return surat utang rendah dan tidak menarik sehingga kedepan semakin mempersulit BI untuk mendapatkan target likuiditas untuk membayar utang domestik jatuh tempo serta berlawanan arah dengan bank sentral Amerika dan Eropa yang sedang menempuh kebijakan pengetatan aliran likuiditas dengan penaikan suku bunga dan pengurangan pembelian kembali surat utang.

Sekali lagi makro data ekonomi tidak dapat dipahami secara terpisah dan diartikan secara terpisah, melainkan dalam satu kesatuan dimana aliran atau sumber likuiditas beralih, berkurang, atau bertambah akan membentuk mata  rantai tren ekonomi secara menyeluruh dan dapat disimpulkan sebagai suatu siklus dalam suatu masa ekspansi ataupun menuju kontraksi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun