Saat ini dunia pendidikan dihebohkan dengan viralnya video yang menampilkan beberapa orang siswa yang terlihat 'menyerang' gurunya pada jam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kejadian tersebut sontak menjadi perbincangan khalayak ramai karena sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh para siswa sangat tidak sopan dan tidak pantas dilakukan kepada gurunya.
Meskipun akhirnya keluar klarifikasi bahwa yang dilakukan para siswa tersebut hanya guyonan, namun demikian apa yang dilakukan para siswa kepada gurunya merupakan tindakan yang bertentangan dengan tata krama dan norma yang berlaku.
Kejadian tersebut menambah deretan kejadian miris yang menimpa seorang guru dan menjadikan guru berada pada posisi yang sulit. Tugas mulia dan penuh perjuangan dari guru, masih saja dibalas dengan sesuatu yang sangat pahit dan sedih bagi guru.
Dalam kurun beberapa tahun terakhir, setidaknya ada beberapa kejadian yang sangat memprihatinkan bagi guru. Mulai dari kesejahteraan yang tidak kunjung diperoleh sampai pada persoalan-persoalan sosial yang pada akhirnya menjadikan posisi guru pada kondisi dan situasi yang sulit.
Posisi sulit seorang guru saat ini menjadikannya tidak maksimal dalam proses pendidikan. Saat guru tidak tegas dalam proses pendidikan, maka celah pun muncul yang akhirnya membuat siswa seolah menyepelekan dan tidak respect kepada guru.
Namun saat guru tegas, respon berlebihan pun muncul dari siswa bahkan mungkin orang tua. Tidak jarang kemudian siswa atau orang tua melaporkannya pada pihak berwajib karena tidak terima dengan perlakuan yang diberikan gurunya.
Berikut beberapa pemberitaan mengenai guru yang dilaporkan ke pihak kepolisian oleh orang tua atau siswa yang tidak terima akan perlakuan yang dilakukan oleh gurunya.
Kompas, 14 Juli, 2016
Pada berita yang disajikan kompas, 14 Juli 2016 dengan judul berita "Guru yang Cubit Murid Dituntut Hukuman 6 Bulan Penjara", memberitakan tentang Guru asal Sidoarjo yang dituntut enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun oleh Jaksa Penuntut Umum.
Guru tersebut dinilai bersalah dan melanggar pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Perlidungan Anak. Guru tersebut dilaporkan oleh orang tua salah satu siswa yang tidak terima anaknya mendapat sanksi berupa cubitan ditangan karena tidak melaksanakan shalat Dhuha.
