Mohon tunggu...
Alta Karka
Alta Karka Mohon Tunggu... lainnya -

Part time Zombie: http://bit.ly/Merchs | http://maximosh.com | http://ow.ly/9AeWk | Lurah di @Karkatuar & @Bankeray

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Ruang dan Pengisi Ruang

30 Januari 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:17 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="alignleft" width="330" caption="Waiting Room cover"][/caption] Akhir Oktober 2011, dalam sebuah perjalanan sepulang dari Metropolutan dalam gerbong kereta kelas ekonomi. Tercetus ide dari para bujang, Andi Getta Prayudha (Gitar), Julius Didit Setyawan (Lead Gitar/Latar Vokal) dan juga Alta Karka (Vokal/Cajon).

Berbincang-bincang ringan diantara sesak udara panas, suara bising mesin kereta, dan juga lelah dalam paket celoteh pedagang asongan. Ingin menuangkan dalam nada-nada, tentang unsur-unsur kehidupan yang penuh dengan kekonyolan, penuh pertengkaran, basa-basi, kepiluan dan juga keterasingan dari merah muda. Lantas diambillah sebuah nama “Pathetic Waltz” yang diadopsi dari sebuah judul lagu milik Pure Saturday.

Desember tahun 2011 lalu, mereka mulai merekam lagu mereka yang pertama, berjudul “Waiting Room” secara home recording dan studio. Seluruhnya dengan cara multitrack dan dikerjakan dalam satu bulan setengah untuk penggarapan dari persiapan materi hingga mixing. Mixingpun dilakukan dengan mandiri dan sederhana di sebuah ruang yang juga sederhana pula.

Ketakutan sederhana dan skill yang apa adanya, dijadikan jalan menuju ruang untuk menuangkan corak warna-warni dunia dalam kanvas Pop. Dengan bilur-bilur nuansa folk, akustik gitar yang sarat akan kesederhanaan dan juga vokal ceria yang menyembunyikan lukanya.

Single ini sendiri bercerita tentang sebuah ruang sapihan dengan segala dekorasinya, yang mana kami bahkan kita semua sebagai manusia menjadi pengisi dalam ruang ini “Tentang ruang dan pengisi ruang”. “Dalam ruang ini kami berbicang dan minum teh bersama, menyepakati suatu hal tentang sebuah luka, luka yang kami pikir telah menyembunyikan perihnya. Luka yang kami enggan untuk memperdulikanya”

Memang menyatakan kejujuran yang paling murni adalah sesuatu hal yang sangat sulit dilakukan. Apalagi kejujuran tersebut terkait tentang keseimbangan antara kebahagiaan dan kepiluan. Keduanya memang saling bertolak belakang seperti dua sisi mata uang. Namun, kita menyadari kedua hal tersebut adalah hal yang tak mungkin dapat kita hindari. “Keduanya adalah jurang yang pasti kita temui dalam sebuah perjalanan. Begitu halnya dalam single “Waiting Room” yang bercerita tentang ruang secara realita”

Saat ini, Pathetic Waltz diibaratkan seperti seorang pendaki yang memulai melangkahkan kaki kecilnya dari satu langkah ke langkah yang lain, dari satu dasar ke ketinggian berikutnya. Tanpa harus kami bahkan kita semua menghamburkan pilu, ada hal yang membahagiakan di setiap sudut ruang tunggu”

Pathetic Waltz-Waiting Room by Pathetic Waltz

Follow mereka di Twitter: @PatheticWaltz // fb: fb.me/PatheticWaltz

Tulisan asli dan beberapa tulisan lainnya ada di: www.patheticwaltz.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun