Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Membangun

17 Januari 2016   22:23 Diperbarui: 17 Januari 2016   23:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kerjasama dan gotong royong merupakan pola dinamis dalam menyatukan hati dalam tindakan nyata. Di sini kesatuan mengalahkan perbedaan. Kebutuhan untuk meningkat dan lebih baik jadi pendorong untuk mengutamakan yang lain. Bagaimana dengan diri? Sudah barang tentu beres dulu di diri. Setelah itu bergeser dan menggandeng yang lain. Kenapa? Mustahil sendirian dan tertutup! Kesadaran mendasar ini ditanamkan sejak kecil dalam ingatan Tikusoma Tikus.

Karena itu semangat untuk menggandeng yang lain kerjasama itu unggul. Landasan yang dipergunakan juga adalah kejujuran. Coba saja: mana ada yang bisa sendirian? Kenyataan macam ini yang terus dijadikan penyemangat pasangan Retini itu. Mereka selalu mengajak keluarga-keluarga untuk berani lebih peduli pada lingkungan. Langkahnya selalu beres di dalam baru keluar. Ini jadi aman. Jika menolong memang tuntas. Tanpa ada belitan yang akhirnya merusakkan semuanya.

Sadar ini bagus jika dilakukan untuk Komunitas Kita, pasangan ini rajin berinisiatif mengajak keluarga-keluarga untuk mau kerjasama. Untuk proses pendidikan anak-anak juga baik. Kenapa? Sejak kecil anak terbiasa peduli pada yang lain, setelah diri beres dulu. Ketika membantu bisa total dan bebas gangguan apa pun. Ini keunggulan Komunitas Kita. Konkret dan menghasilakan kerja yang berdampak pada keluarga dan masyarakat juga sejahtera. Perbedaan dalam kehidupan jadi kekayaan karena semangat membangun demi kemajuan siapa saja.
Saatnya mendengarkan suara hati…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun