Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2023 End of Orde Machine (08): Pintar Baca Data

31 Januari 2023   11:52 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:56 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BPS bikin geger publik Jogja data yang menguak betapa miskinya DIY diantara propinsi sohor lainnya dan ini adalah realaita berbanding terbalik dengan  wacana  index kebahagian orang yang hidup bahgia dan pilih tinggal di Jogja demi masa pensiun atau untuk belajar adalah sesuatu yang nyata dan ada di depan mata kita, jogja miski namun tetap bahagia kata salah satu bupati di Jogja mengomentari data dari BPS yang kridebel itu.

Gubernur Jogja  dan par apejabat terkait tetap pada perbandingan data kemiskinan DIY dengan data index kebahagian yang selalu di gembar gemborkan oleh beberapa pihak terkait. Terakhir wacana untuk memberikan BLT seumur hidup bagi lansia dan para orang tua serta pensiunan yang merupakan data kekinian yang  sebabkan index kemiskinan meningkat secara nasional dan secara kepulauan di Jawa sebagai nomor satu kemiskinannya.

Sebagain orang pintar di Jogja masih menanggapi dingin walau ada permintaan langsung kepada Mahasiswa ( UGM ) yang kebetulan rektornya beraudensi di gedung kepatihan menemui orang nomor satu di DIY ini.

Kepintaran abad ini

Semua orang dan bahkan kita sekarang tidak sadar berhadapan langsung dengan apa yang di namakan big data dan inilah yang kadang membuat orang jadi maju ( nyapre, nyagub, nyakur dan lain sebagainya) karena index data kepercayaan publik terhadapnya sangat tinggi dan inilah mengapa ada capres yang sudah tiga  kali nyalon gagal tetap nyalon karena percaya pooling dan juga index kepercayaan yang resmi dan bahkan abal-abalpun di benarkan untuk dan demi suatu prestasi bisa di pakai dan juga di gunakan untuk pengaruhi oerseosi publik. inilah kepinteran kita di abad ini bisa membaca data  dan juga bisa juga mainkan data untuk tepis kabar miring  demi harkat martabat suatu daerah dan tentu saja demi investor yang ada dan datang di daerah tersebut.

Belajar dari index miskin BPS untuk DIY sangat berpengaruh karena bisa jadi orang mempertanyakan kredebilitas dan bagaimana orang-orang yang kompeten bekerja dan tidak bekerja sama sekali ketahuan dari index BPS ini. Semua bisa mempertanyakan tentang dana DANAIS dan juga dana Desa yang milyaran rupiah itu kemana dan  effek kepercayaan publik sampai detik ini syukur di Jogja masih tinggi tidak terpengaruh index BPS ini.

Namun sebenarnya kita bisa jadi malu karena rahasia dapur kita terkuak karena banyak orang  pintar di Jogja tidak mau kerjabhakti yang sesungguhnya untuk mengangkat harkat dan juga mengakat derajat sosial denganinovasi dan penemuan kekinian dalamprogram sosila  untuk atassi kemeiskinan ini.

Sekali lagi tanpa kita sadari kita  telah masuk dalam pergulatan data yang sebenarnya bisa jadi membuat kita semakin lemah juga jga semakin kuat dalam persepsi sosial interaksi kita , 2023 end of orde machine benara sudah di ambang mata kita dan pengaruh digitalisasi sangat terlihat dengan semakin tergusurnya persepsi tradisional dengan juga persepsi index mesin dalam keseharian kita dan juga semakin malasnya kelak kita membaca data baik dalam pribadi maupun komunal bahkan daerh yang pengaruhnya kepada data di tingkat nasional.'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun