Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Elegi Sandal Jepit

20 Juni 2022   10:42 Diperbarui: 20 Juni 2022   10:54 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelarangan (himbauan) penggunaan sandal jepit waktu mengendarai sepeda motor sudah dijalankan alasannya karena tidak bisa melindungi kaki waktu ada gesekan dengan aspal (kecelakaan)di jalan raya. Alasan pembenar yang sebenarnya  untuk kita indahkan.

Saatnya beralih dari sandal jepit ke momentum sepatu adalah ini momentum yang tepat.

Walau untuk jalan kaki dan dirumah tetap bisa di pakai oleh kita. Himbauan itu sebuah upaya edukasi elegan untuk lebih tertib memakai pakaian dan alas kaki waktu kita sebagai rider dijalanan.

Sandal jepit pernah buat heboh ketika dipakai untuk mahar pernikahan dan juga viral ketika dipakai penyanyi korea saat itu.

Niat baik bapal polisi seharusnya busa membuat kita harus bisa berubah sedikit demi sedikit untuk serius kepada masalah alas kaki kita ini.

Walau sandal jepit identik dengan wong cilik dan inilah yang harus kita maklumi kita harusnya bisa "bersepatu" untuk naikan gengsi kita waktu ditempat umum ada benarnya.

Sebagaian orang mesti berat untuk lepaskan rasa kebebasan ini dikaki kita.

Berat karena jari kaki sudah biasa rasajan angin pagi, hujan dan dinginnya malam tampa hiraukan keselematan kaki kita.

Namun nyaman tidaknya kembali kepads diri kita sama-sama terbuat dari karet dan atau latek sepatu rasa sandal sudag banyak lho yang buat(bukan sandal gunung lho!).

Elegi sandal jepi

Sungguh kecintaan kita terhadap sandal jepitlah yang buat kita "buta" atas resiko sebagai rider jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun