Manfaat takjil dan buka bersama Â
Maghrib ini baru tiga hari kami  menjalankan ibadah puasa sungguh hawa dingin di Jogja menambah nikmat kami menjalankan ibadah ini.
Sungguh sore yang edum apakah kita harus pesimis karena wabah corona juga belum berakhir semua kita pasrahkan kepada Allah swt.
Hampir dua tahun kecerian anak-anak mengaji akhirnya terbayar lunas setelah terbukanya masjid kembali  yang membuat semua beraktifitas jamaah dan normalnya kehidupan  masjid telah kembali lagi.
Takjilan sebuah fenomena
Dulu waktu kecil takjilan nasi kuning dengan suwiran ayam dan goreng tempe serta sedikit abon senang rasanya, minumnya teh dari gelas yang masih hangat
Rasanya senang sekali setelah menahan lapar seharian dan mengaji bersama lunas sudah puasa hari itu tanpa bolong.
Beda sekarang minumnya saja teh gelas atau air bening dalam kemasan dari pabrik, banyak pilihan takjil yang membuat senang anak-anak sekarang langsung bisa dinikmati di masjid atau mushola kita.
Nampaknya inilah sisi lain takjilan sejurus pertama adalah menikmati menu pendidikan agama, kegotongroyongan dan peningkatan ekonomi umat.
Saya menemukan fakta dibalik takjil yang menunya variatif itu ada chef yakni para ibu yang sudah dibagi dalam jadwal penakjil dan para pemuda yang berkorban untuk mengambil dari rumah satu kelompok penakjil dibawa ke masjid atau mushola kita.