Oleh: Sayyid Jumianto
Maret 2020 yang menakutkan
Waktu telah membuktikan betapa susahnya ramadan 2020 Semua harus di rumah dan semua jalan gang di portal, semua harus tunduk pada nasib ini tentang wabah corona yang buat kami tidak bisa berkutk hampir sama dengan di sel semua harus tunduk pada aturan yang ada, waktu, tak terasa membuat kita kembali lebih berbenah diri berbenah lahir batin dan itulah  semua ini kita pasrahkan pada sang pemilik jagat Allah swt
Ramadan 2020 membuat easa di pingit semua harus satu mengikuti arahan yang berwenang, tidak boleh berkumpul, berjamaah dan bersedau gura lagi di masjid-masjid kami itulah yang membuat terasa hampa hanya medsos yang bisa menghibur kami berjumpa dengan semua kerabat dan semuini hanya lewat media sosial itulah pahitnya waktu ramadan 2020 ditengah wabah yang mengancam dan semua harus satu taat pada aturan atau terkena virus corona ini.
Saudara, teman,  tetangga telah berpulang karena virus ini ikhlashkan saja kata istriku,walau kami tidak bisa sempat untuk melayat dan takziah tetapi do'a-do'a kami selalu kami panjatakan untuk surgamu dan tabah  bagi yang terkena musibah ini
Ramadan April 2021 Â semua terasa kembaliÂ
Ini tak terasa pandemi corona sudah berlalu hampir setahun, butuh keberanian untuk bersikap dan berhidup normal lagi, normal segalanya karena kita tidak mau terpapar dan setelah vaksin di temukan dan sebagaian sudah  di vaksin serasa dada ini tidak sumpek lagi karena semua serasa sudah menemukan jalanNya yang kami minta waktu berd0'a.
Pandemi telah merenggut semua nyawa, sosial, ekonomi dan keyamanan hidup tetapi semua harus kita pasrahkan pad asang maha pencipta inilah cobaan danujian kita apakah kita mampu untuk melampauinya atau kita abai dan tidak patuh pada protokol kesehatan.
Vaksin telah ada  tetapi kita tetap tidak boleh abai, ramadan 1442 H ini adalah momentum "jhad" yang sebenarnaya jihad pada kesehatan,  jihad pada kehidupan sosial, Jihad pada kehidupan eonomi dan jihad pada agama kita.
Apakah kita harus syukur tidak kena virus ini?
Atau kita abai selama ramadan ini?
 Dua pertanyaan yang tidak bisa kita jawab lugas dan sederhana karena semua kembali lagi pada kita dan niat kita abai atau patuh selama ramadan ini pada protokol kesehatan berpulang pada diri kita sendiri dan itulah kita.
Ketika semu bersuka cita menyambut ramadan kali ini ingatlah saudaraku bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam dan masih bergulat  untuk sembuh dari virus ini maka kita lebih bijaklah, bantulah mereka dengan do'a dan semoga lekas lepas dari derita mereka.
Moment ramadan 1442 ini jadikanlah instropeksi diri dari diri kita abahwa kita adalah mahlukNya yang lemah dan tidak ada daya upaya hanya pada Allah swt kita bererah diri sejujurnya dan seikhlasnya!
#renung diri