Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mandor

20 Desember 2020   08:19 Diperbarui: 20 Desember 2020   08:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mandor
Alat-alat berat itu diturunkan diantara lahan yang akan di kerjakan. Pedalaman sunyi diantara kebun sawit dan kebun karet, alat-alat berat itu sungguh menarik perhatian warga diturunkan.demi sebuah proyek perkebunan sawit tersebut, semua orang melihat dan bertanya-tanya mengapa alat berat itu didatangkan untuk apa semua saling bertanya-tanya proyek apa yang akan mereka kerjakan ditemgah perkebunan sawit."Kata orang mau dibuat pendaratan helikopter" isyu yang berkembang sebab kebun sawit itu milik orang-orang Jakarta dan masyarakat asli dan trans hanya bisa melihat dan buruh petik di perkebunan sawit dan buruh deres di kebun karet tersebut.
Sore itu

Semua orang melihat alat-alat berat yang mulai menggali parit yang rencananya mengilingi perkebunan orang kaya itu

Sebenarnya warga keberatan bila aliran air itu dibuka karena mata air akan hilang dan itulah sebabnya mereka mengadu pada lurah setempat namun uang telah membalikkan semua kuasa suara rakyat kecil  tidak mereka gubris, bahkan beberapa centeng, preman dan sebagaian mandor didatangkan dari Jakarta demi keamanan mereka. Tempat itu seakan jadi pasar tiban karena dari anak-anak sampai orang dewasa menyaksikan mesin bolduser, bego dan traktor mengerjakan proyek itu suatu hiburan tersendiri buat mereka, kalau pas liburan semakin banyak dan bila hari biasa  hanya sore hari mereka menyaksikan mesin-mesin itu bekerja.

Rendy, icha, andri dan ervan adalah sahabat karib mereka berempat melihat alat-alat berat iitu juga

Suasana trans yang jauh dari kota membuat mereka yang masih anak-,anak tertarik untuk melihat dari dekat dan membuat sebagaian pekerja sedikit terganggu dengan kelakuan anak-anak ini, sungguh sang mandorpun menghardik kelakuan anak-anak ini, maklum sebagaian orang disitu banyak yang ingin tahu dan sebagaian menentang pembuatan saluran ini, nampak beberapa tulisan terpampang jelas dengan kain dan papan sederhana",menolak",pembuatan saluran itu yang diduga akan membuat kering mata air mereka.
"Pokoknya kami siap ganti rugi bapak ibu saudara"kata sang mandor kala itu akan tetapi warga kencang menolak proyek itu hanya sebagaian pejabat desa yang nampaknya setuju karena sudah" terima uang"

Isyu itu semakin menjadi

Proyek itu tetap dikerjakan walau suara penolakan warga semakin nyata, tetapi proyek itu akhirnya juga berdampak ekonomi bagi desa tersebut sampai suatu ketika tiba-tiba proyek itu dihentikan tanpa alasan tertentu, alat-alat berat dipindaj mendadak ke luar zonasi itu. Keadaan ini juga membuat sebagaian warga kaget tetapi ada yang senang karena mata air mereka tidak jadi dikuasi orang-oramg Jakarta, ketika penghentian proyek itulah maka terkuak kabar hilangnya beberapa anak dan semua dikerahkan untuk mencari mereka hingga paranormal, kepolisian TNI, serta masyarakat dikerahkan hampir sebulan belum ditemukan.

Semua berdo'a mereka menduga anak-anak mereka digondol mahluk halus  juga ada yang menduga di makan buaya serta diculik bisa jadi kecelakaan kerja yang coba ditutupi pihak pelaksana proyek, tetapi fakta sampai sekarang belum ditemukan adalah benar, termasuk sang mandor hilang raib entah kemana rimbanya.

#terinpirasi hilangnya tiga anak di sumatera semoga lekas ditemukan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun