Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Banjir

27 Oktober 2020   06:33 Diperbarui: 27 Oktober 2020   06:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berteriak keras

Ketika air sudah sampai leherku

Di rumah sendiri

Tertelan banjir

Anak istri entah kemana

Listrik padam

Semua orang memanggil namaku

Banjir...

Ibu kota banjir semua media menyorot

Mengekpos

Seakan Jakarta tenggelam

Beda....

Aku tidak bisa apa-apa

Karena banjir bukan sembarang banjir

Banjir wabah korona

Banjir kebohongan

Banjir bantuan sehingga pada berebut i untuk berbohong supaya dapat

Berlomba mengaku

Nganggur

Miskin

Diphk

Karena kamu yang  minta

Baru rintis usaha dll

Banjir...entah apa  lagi 

aku tiba-tiba lihat cahaya

....

Oh mimpi to...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun