Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumbal [11] Masalah Waktu

18 September 2020   12:58 Diperbarui: 18 September 2020   13:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka mengorbanakan harta dan bahkan jiwa untuk demi kelanggengan  kuasa dan kekuasaan mereka tanpa tahu betapa rakyat dan orang biasa juga terseret, tertikung dan terperdaya menjadi korban karena ulah dan ambisi.

Sebuah  ambisi yang akan mereka wujudkan dengan cepat tanpa bersusah payah itulah keadaan yang bapak rasakan tertekan, sedih dan selalu bertanya-tanya kemana bapak dan ibu tidak pulang lagi ke pangkuan dan rumah ini.

"bapak etrlalu sedih" kata kakak

"terlalu amat pedih untuk dilupakan dan menjadi korban" jawabku lagi

Aku maklum adanya karena sebagaian orang di sekitar rumah bapak selalu mengatakan bahwa bapak agak "kurang waras" karena beban masa lalu terserah penilaian mereka  tetapi buku harian ini bercerita banyak tentang bapak dan foto-foto  itam putih keluarga kecil itu masih ada tersisa di anatar alembaran buku halaman  di buku hariannya.

"ini tentang coretan bapak di belakang foto kecerian bapak dan kedua orang tuanya yang bahagia waktu rekreasi kak" kataku pada kakak

"benar dik, tinggal masa lalu" jawabnya sendu

Kakak tertegun karena di balik gambar foto itu ada sebuah coretan kecil dibelakngnya " di hutan jati ada yang hilang oktober 1965" , aku mngernyitkan dahiku hutan jati yang mana yang bapak tulis ini setahu ad sekitar 200 km dari kabupatenku mengarah ke kabupaten jalan propinsi ada hutan jati yang konon angker dan tidak sembarangan orang bisa masuk kesitu.

"hutan jati yang  mana  kak?" tanyaku

"embuh, tidak tahu dik tetapi di bawahnya ada tulisan "Km 223"aku berusaha menelusuri tulisan itu sejauh itukah bapak berjalan mencari  nenek dan bapak kala itu atau hanya mendengar dari pakdhe dan budhe yang selama ini membantu bapak dalam hidupnya ?

"ada tentara datang kerumah dan bercerita mereka di bawa kesebuah hutan jati lebih dari 200 km dari rumah ini aku  dengar' tulisan bapak benarkah ini?" tanya kakak padaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun