Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Belajar dari "Kalahnya"Prabowo

22 April 2019   09:41 Diperbarui: 22 April 2019   10:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari "kalahnya"Prabowo

#sebuah proloog

Pemilu tahun ini mungkin sebuah kenyataan yang dihadapi seperti tahun 2014 dengan lawan petahana yang sama dan kenyataan sama yang dihadapinya sebagai penantang Prabowo Subianto berusaha tahun 2019 ini mengalahkan rivalnya Joko widodo, walau kenyataan takdir tidak berpihak padanya (tetap tidak bisa membendung lajunya arus sang petahana untuk yang kedua kalinya inilah kenyataan yang di dapatnya.

Takdir adalah nyata walau kita juga bisa berusaha untuk yang lebih baik dan berdoa kepadanya sudah kita jalankan tetapi garis tangan dan ketentuanNya yang akhirnya kita jalani inilah yang terjadi pada diri Prabowo dalam merengkuh asa menjadi orang nomor satu dinegeri ini. Apresiasi saya yang tinggi terhadap beliau untuk memperjuangkan suara rakyat lewat jalan politik adalah nyata juga!. 

Saya bukan mau menulis outobiografi beliau tetapi apakah kita tidak  mau tahu kenapa dan mengapa Prabowo mau "njago" untuk  kedua kalinya dengan lawan yang sama? inilah misteri politik di negeri ini dan kenapa pula  tidak kapok untuk kedua kalinya walau "predeksi kekalahannya" sudah  terbaca sebelum hari H pemilu diumumkan? dan besok mau dibawa kemana arah "perjuangan politiknya?"

Sebuah realita bahwa penantang dan petahana mempunyai daya dukung dan daya dana yang lumayan kuat diantara dua kubu ini tetapi faktor lucy keberuntungan tetap pada petahana adalah nyata.

Mantan tentara yang punya nyali!
Prabowo adalah mantan prajurit kopassus yang terkenal jiwa prajuritnya seakan tidak padam didadanya dan sampai pensiun tetap jiwa raganya adalah tentara sampai sekarang.

Gelora cintanya pada negeri seakan tak putus untuk dapat memimpin negeri ini walau sejumlah hambatan tetap dilaluinya dengan senyum khasnya.
Tulisan ini upaya saya memahami sosok beliau sosok tegas dan juga lembut pada sesama, tegas atas pendiriannya dan lembut bila kita lihat sosok kemanusiaannya. 

Kembali ke tiga pertanyaan diatas yang jawabanya entah mengapa semua orang akan geleng-geleng kepala betapa sang sosok Prabowo adalah sosok pejuang diri yang harus kita cermati keberadaanya dalam dunia politik tanah air ini.

#belajardariprabowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun