Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luweng

30 September 2018   21:31 Diperbarui: 30 September 2018   22:02 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak tahu tetapi ini pesan simbok, aku masih sekolah dasar kala itu dan tidak tahu apa  dan mengapa simbok dan bapak melarangku bermain dekat gua ya luweng dekat kampung kami, memang sangat sepi dan katanya berhantu itulah sebabnya membuat aku penasaran  sebelum semuanya nyata semudah narasi anak sekolah dasar kala itu.

Memang dulu sebelumnya untuk mengambil air minum sebagian dari warha kami walau harus berjuang keras untuk menggapai mata air sungai dlam tanah di goa  ya luweng ini, Sejak banyak truk tentara pada malam harinya maka banyak yang tidak boleh datang di luweng ini oleh aparat pemerintah juga tentara kala itu.

"Simbok tidak mau kamu dolan kesana, apalagi bersama teman-temanmu," larang simbok padaku

"Cuma mau lihat keindahan alamnya saja," pintaku pada simbok kala itu

"Tidak boleh, aku tidak  mau ada luka  dan trgedi lama terbuka lagi," terang simbok

"Luka lama, tragedy lama apa mbok?" tanyaku sedikit rewel

"Kamu akan tahu sendiri kelak lhe' kata simbok seakan  sedmikian cepat menyudahi percakapan kami ini.

Pernah mas adi teman aku sejak  mengajak kami untuk mendekat dan diusir oleh bebarapa orang yang menjaganya walau alasankami masuk akal untuk mencari air kala itu

"Kalian tidka boleh masuk ini daerah berbahaya," kata beberapa orang tegap itu

"Kami mau ambil air minum di luweng ini pak," pinta mas Adi pada mereka

"Cari yang lain dekat pantai sana" kami diam dan takut lalu pergi begitu saja, samapi teka-teki itu belum terungkap karena aku  di titipkan kerumah bude di kota ini supaya sekolahku  tetap bisa berlanjut, karena daerah kami waktu itu benar-benar harus berjuang ekstra kalau ingin sekolah sampai SMA  tahun 1980an adalah nyata dan juga alsan  jarak yang jauh yang menyebakan kami enggan dan putus sekolah SD atau SMP kala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun