Mohon tunggu...
alra salsabilla
alra salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I can be anything I dream of

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peduli Sesama Pelajar dengan Menghentikan Bullying

4 Agustus 2021   20:45 Diperbarui: 4 Agustus 2021   20:56 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun yang lalu, KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia) mencatat kasus korban kekerasan pada anak terkait kekerasan fisik, psikis, dan seksual dalam kurun waktu 4 tahun, dari 2016 sampai 2020, mencapai 2.390 laporan dan trennya terus meningkat setiap tahun. Jika kita melihat data ini, maka bisa di pastikan bahwa kasus kekerasan pada anak ini masih banyak terjadi di luar sana, bahkan data tersebut belum termasuk data korban yang tidak melapor ke KPAI. Hal ini seharusnya menyadarkan kita banyak hal untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar, terkhusus jika anda masih di bawah 18 tahun atau masih seorang pelajar. Karena untuk beberapa kasus kekerasan pada anak, hal tersebut di lakukan oleh mereka yang masih seumuran dengan korban. Atau dengan kata lain anak di bawah umur ini lah yang terkadang menjadi pelaku. Biasanya mereka melakukan penindasan, pemalakan, diskriminasi, atau mengasingkan si korban ini dari lingkup pertemanannya. Iya, hal yang lumrah terjadi di kalangan anak-anak yang pelaku dan korbannya sebaya adalah kekerasan psikis bahkan fisik yang sering kita sebut dengan bullying.

Apa sih bullying itu?

Tentu saja kita sudah mengetahui bahkan kenal dekat dengan istilah bullying ini, namun akan saya jabarkan secara singkat disini, apa itu bullying.

Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada orang lain yang bisa membuat seseorang merasa terancam bahkan terpuruk. Perbuatan yang dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, atau bahkan melecehkan. Bisa juga menyakiti secara psikis, misalnya mengejek penampilan, menghina kemampuan, menjauhi, dan bahkan mengucilkan seseorang.

Di zaman yang sudah maju seperti sekarang, bullying tidak hanya terjadi pada orang-orang yang saling kenal atau sering bertemu secara langsung, namun bisa dilakukan lewat telepon, mengirim pesan, dan yang paling popular adalah meninggalkan komentar buruk di media sosial. Istilah ini sering disebut dengan cyberbullying.

Mengapa para pelaku di bawah umur ini melakukan hal tersebut?

Di beberapa kasus, seorang anak yang melakukan bullying terhadap temannya memiliki sebuah kesenangan atau kepuasan ketika melihat temannya yang ia bully ini merasa tertekan atau di tertawakan oleh orang lain. Mereka juga akan merasa diri mereka adalah yang paling kuat dan paling di takuti. Adapun alasan lain, adalah karena mereka merasa iri pada suatu kelebihan yang di miliki sang korban, juga merasa terancam popularitasnya menurun karena kehadiran si korban. Para pembully ini sering kali tidak menyadari perbuatan yang telah mereka lakukan. Namun, mereka tidak pernah tahu bahwa hal yang mereka lakukan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental sang korban, bahkan kejadian tersebut akan selalu membekas di hati dan akal mereka bahkan hingga dewasa.

Adapula orang yang menutupi hal bullying ini dengan kasus sebuah candaan, yang pada akhirnya mereka akan berkata, “Yaelah nggak usah baper kali, bercanda doang gue.” Candaan yang menyangkut pautan dengan masalah fisik atau masalah privasi lainnya yang membuat seseorang merasa di permalukan dan di kucilkan bukan lagi sebuah candaan, namun hal itu termasuk sebuah peghinaan dan penghancuran mental secara halus.

Jangan pernah merusak kebahagiaan orang lain demi kebahagian diri sendiri.

Mungkin tanpa sadar kita pernah melakukan beberapa tindakan yang termasuk ke dalam bullying ini, entah lewat ucapan atau tindakan. Perkataan menyakiti yang berusaha menjatuhkan atau mempermalukan orang lain mungkin pernah kita tuturkan pada seseorang. Hal yang harus di ingat adalah jangan pernah menghakimi sesuatu atau pandangan seseorang yang tidak sejalan dengan kita bahkan hingga menjatuhkan dan mempermalukan orang yang tidak sejalan dengan kita tersebut. Jika kamu tidak bisa menghargai orang lain, maka diam dan jangan banyak bicara. Karena, diammu mungkin bisa berarti emas bagi seseorang.  Jika kamu ingin berkomentar, jangan mengomentari hal tersebut di hadapan banyak orang yang bisa memicu mempermalukan orang tersebut. Ajak bicara orang itu dan beri tahu dengan perkataan yang halus dan tidak menyinggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun