Mohon tunggu...
Iskandar
Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - Pengawas

Pengawas SMP Kabupaten Jeneponto Alumni Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

30 April 2021   10:00 Diperbarui: 30 April 2021   09:59 28030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Kesimpulan Pemikiran Ki Hajar Hajar Dewantara

Jika kita berbicara tentang pendidikan, sosok Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang tidak bisa kita lepaskan karena perjuangannya mengangkat harkat dan martaba rakyat Indonesia melalui pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan. KHD mendirikan Taman Siswa yang menjadi tonggak awal sejarah pendidik Indonesia. Pemikiran-pemikiran beliaulah yang menjadi acuan para pelaksana pendidikan dalam menjalankan sistem pendidikan di negara kita.

Menurut KHD Pendidikan (opvoeding) diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan itu hanya suatu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak didik kita. Hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya.

Uraian ini diibaratkan seorang petani. Petani yang menanam benih hanya dapat menuntun tumbuhnya benih menjadi tumbuhan yang baik dan subur, mengolah tempat tumbuhnya agar baik, mengontrol air, memberi pupuk, memelihara  dari hama. Meskipun kita dapat memelihara dan menjaga tumbuhnya padi, kita tidak dapat mengubah kodrat padi menjadi tanaman lain. Demikianlah, pendidikan itu hanya dapat menuntun tumbuhnya anak menurut kodratnya tanpa bisa mengubahnya. Walau demikian, faedah tuntunan akan tumbuhnya anak-anak sangatlah besar. Melalui pendidikan, diharapkan pendidik dapat menuntun laku anak didik agar tumbuh menjadi anak yang memiliki budi dan pekerti sesuai yang diharapkan. 

Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara mengingatkan bahwa dalam menuntun kodrat anak harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah kondisi lingkungan di mana anak didik itu berada, baik kultur atau budaya maupun kondisi geografisnya. Kodrat zaman adalah kondisi zaman yang dihadapi oleh anak didik. Dalam menuntun, haruslah menyesuaikan dengan keadaan zaman anak didik. Saat ini, dituntut penguasaan kemampuan dan keterampilan abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia yang sesungguhnya. Dalam hal ini, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan, tetapi hal terpenting dari hal tersebut adalah kemampuan kita memilah atau menyaring pengaruh tersebut agar tidak bertentangan dengan budaya dan kearifan lokal kita. KHD menegaskan bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Dasar pendidikan selanjutnya menurut KHD adalah budi pekerti. Budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga atau semangat. Hal ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Orang yang mempunyai budi pekerti yang baik akan senantiasa memikirkan dan merasakan serta memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar yang pasti dan tetap. Watak atau budi pekerti bersifat tetap dan pasti pada setiap manusia sehingga kita dapat dengan mudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

Selanjutnya, yang menjadi bagian penting dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan dengan sistem among. Pendidikan dengan bentuk pembelajaran yang memerdekakan, penuh cinta kasih, dan menyenangkan. Perwujudan dari sistem ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyenangkan atau bermain sambil belajar. Dalam hal ini, pendidik harus memahami bahwa bermain adalah salah satu kodrat anak. Pembelajaran yang terintegrasi dalam permainan dalam upaya menumbuhkembangkan  karakter positif atau budi pekerti yang luhur.

Berdasarkan cara berlakunya, sistem among dirumuskan dalam semboyan Tut Wuri Handayani. Orientasi pendidikan berpihak pada siswa atau dalam terminologi saat ini disebut student centered. Dalam hal ini, KHD mengistilahkan dengan pendidikan yang menghamba kepada anak. Pendidik melakukan tugas dengan ikhlas dan niat tulus untuk mengantarkan anak-anak mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya.

B. Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pendidikan yang dilaksanakan selama ini belum sepenuhnya sejalan dengan  pemikiran KHD.  Trilogi pendidikan yang dikenal dengan ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani belum terimplementasikan dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. Guru sebagai sumber informasi yang dominan dan hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Pembelajaran dilakukan sebagai upaya memenuhi tuntutan kurikulum. Pembelajaran yang dilakukan lebih berorientasi pada pencapaian hasil ujian tanpa memperhatikan proses yang dilalui. Keberhasilan pendidikan diukur dari tingginya angka-angka yang diperoleh setelah mengikuti ujian.

Dari pemikiran KHD , seorang guru bertanggung jawab menuntun laku anak sesuai dengan kodrat yang dimilikinya. Anak didik adalah manusia yang mempunyai kodratnya sendiri dan juga kebebasan dalam menentukan hidupnya. Dalam pembelajaran yang dilakukan tidak mengekang kebebasan anak didik, melainkan memberikan kebebasan kepada anak didik dalam mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dan membiarkan anak belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun