Mohon tunggu...
Aloysia Krisnawatie
Aloysia Krisnawatie Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Dosen Desain Interior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warung Kopi dalam Sudut Pandang Proxemic

19 Juli 2022   12:58 Diperbarui: 26 Juli 2022   02:15 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: warung kopi. (Foto: KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI)

Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan adanya organisasi ruang yang baik pada warung kopi sehingga dapat mengkomunikasikan
hal-hal mendasar dalam suatu tatanan ruangnya, yaitu kebutuhan sosial pengguna ruangan meskipun tampilan visualnya warung kopi kurang menarik.

Apabila dibandingkan dengan kafe yang memiliki fasilitas yang lebih baik, warung kopi memang masih sangat tertinggal jauh. Di kota yang perkembangannya cukup pesat ini, keberadaan kafe mulai menjamur. 

Dengan tampilan dan fasilitas yang baru dan lebih modern, kafe menjadi alternatif baru bagi masyarakat setempat untuk tempat nongkrong. 

Mulai dari adanya penghawaan ruangan yang menggunakan AC, pencahayaannya, fasilitas internet gratis serta suasana yang lebih privacy dan intim yang disuguhkan menjadi alternatif pilihan masyarakat setempat sebagai tempat nongkrong. 

Namun ternyata, meskipun keberadaan kafe mulai marak, sebagian besar masyarakat setempat masih tetap memilih warung kopi sebagai tempat nongkrong dengan alasan harga yang ditawakan jauh lebih murah dan dianggap lebih merakyat serta dapat mempertahankan budaya cangkrukan sebagai ciri khas masyarakat Gresik. 

Warung kopi saat ini juga memberikan fasilitas internet gratis atau wi-fi. Hal ini juga menjadi salah satu alasan masyarakat setempat tetap memilih warung kopi daripada kafe.

dokpri
dokpri
Fasilitas wi-fi gratis pada warung kopi memang memberikan keuntungan baik bagi pemilik warung kopi maupun bagi pengunjungnya. 

Hal ini menunjukkan adanya simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak dimana pemilik warung kopi mendapatkan pemasukan, sedangkan pengunjung mendapatkan fasilitas internet  gratis sepuasnya. 

Namun, adanya perkembangan fasilitas pada warung kopi secara tidak sadar telah menggeser nilai-nilai budaya warung kopi yang mengutamakan interaksi sosial di dalamnya. 

Dengan fasilitas internet gratis pengunjung jadi lebih mengutamakan gadget dan bersosialisasi lewat dunia maya daripada bersosialisasi secara langsung. 

Bahkan pengunjung menggunakan fasilitas ini untuk bermain game online dimana ia cenderung mengabaikan lingkungan sekitarnya. Budaya cangkrukan telah menjadi budaya yang tak bisa lepas dari masyarakat daerah Gresik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun