Mohon tunggu...
Khoirul Munawaroh
Khoirul Munawaroh Mohon Tunggu... Buruh Pendidikan -

Saya mencoba untuk berbagi dengan yang lain melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahagia Versi "Mom Zaman Now"

16 Januari 2018   19:14 Diperbarui: 16 Januari 2018   19:21 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahagia...

Pendapat seseorang tenrang bahagia mungkin akan berbeda. Menurut si Jalu, bahagia adalah ketika dapat memperoleh atau menginginkan sesuatu yang diharapkannya. Menurut Daniel "bahagia adalah ketika bisa mengajak teman dan makan bersama". Menurut Elien "bahagia adalah ketika dapat menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline" dan masih banyak lagi pendapat tentang kata bahagia.

Siapa sih yang gak mau bahagia?

Mengapa ingin bahagia?

Lalu bagaimana cara agar bahagia? Dan seterusnya.... Sederet pertanyaan yang berhubungan dengan bahagia.

Well... bahagia itu bisa dirasakan masing-masing. Jadi setiap orang akan berbeda. Pendapat tentang bahagia menurut mereka di atas tidak disalahkan. Itu versinya mereka, lain halnya bahagia menurut saya yang menginjak menjadi mom zaman now. 

Pertama, memiliki pasangan hidup di dunia. Siapa yang tak ingin punya pasangan hidup? Sedikit mengutip dari Al-Qur'an bahwasanya Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan untuk saling melengkapi. Laki-laki berpasangan dengan perempuan. Laki-laki memiliki kodrat dan tanggung jawab untuk menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab di dalam keluarganya. 

Contohnya memberikan nafkah lahir bathin kepada istri dan anaknya. Sedangkan perempuan sebagai istri memiliki kewajiban untuk hormat dan patuh kepada suami (dalam hal kebaikan). Seorang pasangan hidup yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan pasangan, memahami dan mengasihi bukan kah itu kebahagian? "Nikmat mana lagi yang kau dustakan?". Coba renungkan seandainya pasangan hidup kita tidak bisa menerima kekurangan, tidak mau memahami dan tidak mau mengasihi,  Apa yang akan terjadi?? Bahagiakah itu?? 

Kedua, rizki yang cukup dan halal. Pernah ada seorang laki-laki paruh baya yang datang ke rumah ba'da magrib dengan tujuan untuk membicarakan bisnis. Namun setelah pembicaraan bisnis selesai beliau menasehati bahwa "carilah rizki melalui jalan yang halal walaupun mungkin menurut perhitungan manusia itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam sebulan. 

Tetapi jangan lupa engkau pinta juga bahwa rizki yang kau dapatkan juga agar barokah. Kemudian, jika engkau merasa kurang pinta kepada Empunya-Mu karena dialah maha kaya, pemberi rizki, pengasih dan penyayang bagi seluruh hambanya". 

Ketiga, Keturunan. Pasangan sudah ada dan rizkipun tercukupi. Lalu apa lagi yang menjadi pelengkap kebahagian hidup? Jawabnya ialah keturunan. Keturunan merupakan salah satu kebahagian versi mom zaman now. Dengan adanya keturunan kebahagian sebuah keluarga merasa cukup. Karena keturunan adalah alasan seseorang mencari rizki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun