Mohon tunggu...
Agung Laksono
Agung Laksono Mohon Tunggu... Guru - Putune mbah nun

Tulisanku terkadang kontradiksi dari yang kita imani sebagai norma selama ini tapi sebenarnya itu hanya sebuah paradoks yang merepresentasikan kehidupan dari sudut pandang yang jarang dilirik, memaknai peristiwa bukan sekedar menceritakan kejadian. Agung Laksono

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berbuka Sebentar

25 Mei 2019   18:42 Diperbarui: 25 Mei 2019   18:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ndoro be
Ada yang ingin diungkap
Lewat angin berdesir dingin
Diam dia mengirim pesan
Pada daku yang telah terlelap
Jangan tidur terlalu malam
Peristirahatan lelah kata
Pada satu bait larik
Yang setelahnya habis tiada
Biarkan dia tertawan pada tawanya
Menghibur hati cara  menangis
Lalu kuseka air hujan
Dengan  jari yang kaku
aku mau juga meneduh
Terpenting tidak bersama batu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun