Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Sebabnya Budiman Tanuredjo Gagal Mengungkap Mafia Alkes

27 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 27 Mei 2020   09:23 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri BUMN, Erick Thohir (kiri), Jurnalis Kompas, Budiman Tanuredjo (kanan)

Tele konferensi ini berlangsung seru dan sangat menarik. Bung Budiman dengan piawai sekali, berulang kali,  berusaha menggiring para pembicara untuk mengatakan siapa sebenarnya Mafia Alkes yang dimaksud oleh Menteri BUMN itu, yang juga adalah adik orang terkaya nomor 16 di Indonesia, Garibaldi Thohir. Namun, tidak satu pun dari kelima pembicara itu, termasuk Bang Arya Sinulingga, menyebut nama dan/atau perusahaan dan/atau asosiasi terkait Alkes Indonesia, yang diyakini atau patut diduga sebagai Mafia Alkes Indonesia.

Kegagalan Mengungkap Mafia Impor Alkes

Konotasi mafia itu sangat jelek. Mafia dipersepsikan sebagai bandit yang tidak segan-segan melakukan, penipuan, perampokan dan pembunuhan. 

Mafia juga dipersepsikan tidak segan untuk mengeduk sebanyak-banyaknya rente ekonomi dengan mengandalkan jaringan para makelar dari berbagai kalangan termasuk dari aparat penegak hukum, legislator, politisi dan birokrat. 

Dengan demikian adalah sangat sensitif dan riskan sekali jika secara langsung menyebut seseorang atau perusahaan (gabungan perusahaan-perusahaan) tertentu sebagai Mafia Alkes tanpa ada bukti yang cukup kuat. 

Ke semua para pembicara tersebut mungkin sebetulnya tahu dan/atau dapat menduga siapa atau perusahaan apa yang bermain dengan importasi Alkes itu tetapi lebih memilih jawaban-jawaban yang berputar dan tidak jelas. 

Monopolist atau Oligopolist itu adalah Pemburu Rente

Situasinya akan sangat berbeda jika Bung Budiman menyederhanakan interpretasi narasi Mafia Impor Alkes. Bung Budiman bisa mulai dulu dari isu dan/atau kasus mafia-mafia impor yang lain. Dapat dimulai dari impor daging sapi, yang sudah menyeret Ketua PKS, impor gula yang melibatkan Hakim MK, dan impor-impor yang lain seperti beras, bawang, kacang kedelai, dan gandum.  

Memang belum ada kasus baru disini. Namun, sangat mungkin sekali mafia-mafia itu tetap bergelayutan di sektor impor pangan tersebut. Patut diduga yang berbeda hanya  sebagian pemain saja sebab rezim perdagangan luar negeri Indonesia masih yang itu-itu juga. 

Lebih disederhanakan lagi jika narasi mafia impor itu diganti oleh Bung Budiman dengan santuy dan hanya menyatakannya sebagai pemburu rente impor, yang terjadi di banyak negara berkembang seperti di Indonesia. 

Pemburu rente impor ini memiliki kekuatan dan/atau jaringan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan cara membatasi volume impor sehingga terjadi kelangkaan dan otomatis harga akan melonjak tinggi. Selain itu, pemburu rente impor ini dapat melakukan kolusi harga, menetapkan harga yang lebih tinggi, dengan beberapa importir yang lain yang sudah diberikan hak untuk melakukan impor barang-barang atau komoditas tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun