Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lugunya Orang Kampung tentang Virus Corona

5 April 2020   18:41 Diperbarui: 5 April 2020   18:43 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DokpriIlustrasi Kondisi Pasar Tradisional di Tengah Covid19--dokpri

Saya sendiri takut dan cemas dengan wabah virus Corona ini. Namun, saya tidak ketakutan. Saya selalu waspada dan berusaha menghindari titik-titik yang saya duga berpotensi ada virus Corona itu.

Untuk itu, saya dan istri merubah pola jalan pagi kami dari sekitar jam 6.00 menjadi sekitar jam 7.00 setelah matahari keluar. Pertimbangan kami virus Corona ini tidak tahan dan segera mati pada suhu udara diatas 25 derajat celcius. Nah, mulai jam  7.00 pagi suhu udara di Bogor sudah lebih dari 25C dan terus merangkak naik dan sekitar jam 8.00 sudah sekitar 32C. 

Apakah cukup aman jalan dan senam pagi dalam interval waktu pukul 7.00 - 8.00 WIB tersebut. Rasanya iya cukup aman.

Kita sudah banyak mendengar dari rekan Kompasianer bahwa virus itu tidak tahan dengan suhu udara diatas 25C. Hal ini juga banyak kita dengar dari ahli kesehatan dan pejabat tinggi negara. 

Binsar Luhut Pandjaitan, misalnya, mengatakan bahwa berbagai ahli medis mengatakan bahwa posisi Indonesia di ekuator menyebabkan Indonesia kurang begitu berisiko dibandingkan dengan negara misalnya Tiongkok, USA, Italia, Spanyol, dan lain-lain yang saat ini berada di awal musim Semi atau early Spring. Suhu rata-rata harian di negara belahan Utara itu sekitar 16C. Rasanya seperti di ruangan ber AC.

Dengan demikian induksi saya, mohon di koreksi jika salah, misalnya, ketika kami jalan pagi dalam temperatur sekitar 25C tersebut ada seseorang positif Covid-19 batuk dan bersin dan drop let nya terpercik ke jalan atau properti di sekitar jalan raya, kita tidak perlu begitu cemas. Menurut hemat saya virus Corona dalam percikan itu langsung mati. Atau, perlu beberapa waktu, misal dalam hitungan detik, menit, atau jam baru mati dengan sendirinya?

Tadi pagi, hari Minggu ini, saya berpapasan dengan dengan beberapa orang dengan umur sekitar 50an kelihatannya. Ada empat atau lima orang dalam rombongan ini yang sedang siap-siap untuk sepeda santai atau biking for fun. 

Saya tidak kenal nama mereka tapi kami sama-sama tahu bahwa kami adalah warga perumahan ini. Saya sapa dengan ucapan selamat pagi dan mereka jawab juga dengan senyum lebar selamat pagi juga. Kemudian, sambil lalu saya tanya apakah mereka aman untuk bersepeda itu dan mereka jawab sangat aman. Lihat matahari sangat cerah dan udara hangat, imbuh mereka. Dengan kata lain, kelihatannya mereka cukup yakin bahwa risiko tertular virus Corona sangat kecil dan mungkin nihil dengan temperatur 25C pagi ini dan akan terus bertambah tinggi.

Siangnya, biasanya, sekitar jam 12.00 WIB saya ke warung nasi jika isteri sedang tidak masak. Pada waktu ini, udara sudah terik dan hari ini saya kira sekitar 34C. Sepanjang jalan ke warung saya yakin aman sebab virus itu, jika ada, otomatis akan mati disengat suhu udara 34C ini.

Banyak warung di sekitar saya hanya melayani pesanan untuk dibawah pulang, take home, narasi yang saya sering dengar dari counter Mcdee. Namun, warung yang sering saya kunjungi ini masih melayani pelanggan yang makan di tempat. Saya tidak begitu cemas tertular virus ini, jika ada sekali lagi jika ada, sebab warung ini terbuka tidak ber AC dan suhu udaranya tidak jauh beda dengan suhu di luar warung, yang tadi siang sekitar 34C.

Saya jelas tidak berani ambil risiko untuk belanja di mall dekat rumah yang suhu udara di dalam mall ini sering lebih rendah dari 18C. Namun, saya tidak begitu cemas untuk belanja ke pasar tradisional yang suhu udaranya juga sama atau bahkan lebih panas dari suhu udara di luar pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun